Network
MANTRA SUKABUMI - Korea Utara belum melaporkan atas terpilihnya Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat ke-46, yang mengalahkan Donald Trump.
Pengamat Korea Utara mengatakan Pyongyang diharapkan untuk menjaga sikap hati-hati atas terpilihnya Joe Biden dan pemerintahan barunya, karena bisa memakan waktu bagi pemerintahannya untuk menyusun kebijakan dengan Korea Utara.
Mereka mengatakan bahwa Korea Utara pertama-tama ingin melihat siapa yang akan ditunjuk oleh pemerintah Amerika Serikat yang baru Joe Biden untuk menangani masalah dengan negara tertutup itu.
Baca Juga: Kampanye ShopeePay Deals Rp1 Lebih Meriah di 11 November
Baca Juga: Erick Thohir Ditunjuk Presiden Jokowi untuk Gantikan Sri Mulyani
"Korea Utara dengan sengaja menunjukkan sikap acuh tak acuh terhadap pemilihan presiden AS, hampir tidak berkomentar tentang pemilihan tersebut dalam laporan media pemerintahnya, kata Cheong Seong-chang, seorang pengamat di lembaga pemikir Wilson Center yang berbasis di Washington, DC dan seorang peneliti senior di Sejong Institute yang berbasis di Seoul,” dikutip mantrasukabumi.com dari Korea Times, pada 14 November 2020, pukul 07.15 WIB.
"Namun, saya berasumsi bahwa pemimpinan Korea Utara memiliki kepentingan luar biasa dalam pemilihan ini secara internal, karena perubahan dalam pemerintahan AS dapat sangat memengaruhi lingkungan keamanan Korea Utara."
Cheong mengatakan bahwa Korea Utara bisa saja kecewa dengan hasil pemilihan karena pemimpin negara Kim Jong-un memiliki "hubungan khusus dengan Presiden Donald Trump." Dia mengatakan Korea Utara tidak perlu khawatir tentang memburuknya hubungan bilateral antar negara secara dramatis jika Trump terpilih kembali.
Tetapi sekarang mereka harus khawatir tentang penguatan sanksi Biden untuk menekannya agar bergerak maju dengan denuklirisasi.
