Loyalis Trump Tingkatkan Pertahanan Terakhir di Washington

- 15 November 2020, 13:25 WIB
Seorang pendukung Presiden Trump berteriak pada pengunjuk rasa di seberang jalan selama unjuk rasa untuk memprotes hasil pemilihan di luar Gedung Kongres Georgia pada hari Sabtu di Atlanta, Georgia. Presiden terpilih Joe Biden telah dinyatakan sebagai pemenang di Georgia, menjadi calon Demokrat pertama yang memenangkan negara bagian sejak 1992. (AFP-Yonhap)
Seorang pendukung Presiden Trump berteriak pada pengunjuk rasa di seberang jalan selama unjuk rasa untuk memprotes hasil pemilihan di luar Gedung Kongres Georgia pada hari Sabtu di Atlanta, Georgia. Presiden terpilih Joe Biden telah dinyatakan sebagai pemenang di Georgia, menjadi calon Demokrat pertama yang memenangkan negara bagian sejak 1992. (AFP-Yonhap) /

MANTRA SUKABUMI - Ribuan pendukung keras Donald Trump melakukan aksi unjuk rasa terakhir Sabtu di Washington, meneriakkan "empat tahun lagi" dan menyalahkan penipuan atas kekalahan pemilu yang akan memaksa presiden untuk mengosongkan Gedung Putih setelah hanya satu masa jabatan. 

Trump sendiri melakukan perjalanan dengan mengendarai iring-iringan lapis baja, dalam perjalanannya untuk bermain golf, tersenyum melalui jendela limusinnya ke sorakan liar dan tanda bertuliskan "Best prez ever" dan "Trump 2020: Keep America Great."

"Kami ingin menunjukkan dukungan kami, kami merasa mereka mencoba mencuri pemilihan," kata Pam Ross, yang berkendara delapan jam dari Ohio untuk bergabung dalam rapat umum, merujuk pada lawan politik presiden, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari The Korea Herald.

Baca Juga: Dokter Tirta Kritik Satgas Covid-19, Singgung Kegiatan Bagi-bagi Masker saat Acara Habib Rizieq

Baca Juga: Tutup Rangkaian 11.11, ShopeePay Day Kembali dengan Beragam Kejutan Spesial 

Petahana Republik berpegang pada klaim penipuan massal yang didiskreditkan dan mengklaim dia mengalahkan Presiden terpilih Joe Biden dalam pemungutan suara 3 November, menandai tantangan lain yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap norma-norma demokrasi AS saat waktunya di kantor semakin berkurang.

Sabtu malam, dia turun ke Twitter dengan serangkaian tweet dan retweet yang mencakup klaim mesin pemungutan suara yang berpotensi diretas dan keluhan tentang liputan jaringan berita tentang demonstrasi tersebut.

Twitter menampar label pada setidaknya delapan kiriman sebagai berisi informasi yang "disengketakan".

Setidaknya 10.000 orang - hanya sedikit yang memakai topeng - berkumpul di Freedom Plaza kota sebelum berbaris ke Mahkamah Agung dalam suasana parau yang mengingatkan pada kampanye kampanye Trump.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: THE KOREA HERALD


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x