MANTRA SUKABUMI - Gado bangkong, merupakan tempat yang cukup terkenal dan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Bagi anak muda sekarang mungkin tidak banyak mengetahui mengenai sejarah Gado Bangkong, karena saat ini Gado Bangkong hanya terlihat tihang-tihang pondasinya saja.
Salah seorang tokoh masyarakat Palabuhanratu Asep Wahyu Nirwana Boestomi atau yang akrab disapa Bah Away, menceritakan sejarah singkat Gado Bangkong.
Baca Juga: Curug Cikurutug Sukabumi, Solusi Tempat Wisata Pasca Sosial Distancing & WFH Gegara Corona
Berdasarkan cerita dari orang tuanya, Bah Away mengatakan, Gado Bangkong sebelumnya bernama jembatan Apel.
"Menurut informasi dari orang tua, saat dipergunakan oleh Belanda Gado Bangkong dinamakan jembatan Apel," ujarnya.
Baca Juga: 1001 Kisah Unik Penumpang Bersama Bus Lagaya Palabuhanratu Sukabumi
Penamaan jembatan Apel sendiri, lanjut Bah Away, karena jembatan saat itu selalu digunakan untuk mengangkut buah-buahan dan barang dagangan.
"Dinamakan jembatan Apel karena pada saat itu digunakan untuk mengangkut buah-buahan dan barang dagangan, di atas jembatan itu ada lori semacam kereta api untuk mengangkat barang barang tadi," jelasnya.
Untuk penamaan Gado Bangkong sendiri, lanjut Bah Away menjelaskan, zaman dulu orang-orang yang menunggu nelayan dayung pulang melaut di pinggir pantai berjongkok dengan memegang dagu.
"Jadi disebut Gado Bangkong kalau era sekarang karena pada jaman dulu mereka orang-orang yang menunggu nelayan dayung pulang melaut atau menunggu mengangkut barang dagangan di pinggir pantai 'jongko nanggeuy gado' (berjongkok sambil memegang dagu), jadi lah nama jembatan Apel ini di sebut Gado Bangkong dan menjadi ciri khas Palabuhanratu sampai sekarang," tutup Bah Away.**