Sering Disepelekan, Inilah 8 Alasan Penting yang Harus Diketahui kenapa Pria Bisa Mandul

9 Februari 2021, 16:10 WIB
Ilustrasi seseorang yang obesitas /ANTARA FOTO/

MANTRA SUKABUMI - Perlu Anda ketahui mandul merupakan ketidakmampuan dari laki maupun perempuan untuk menghasilkan keturunan karena dari berbagai faktor fidiologis, sosial, hingga psikologis.

Mandul biasanya identik dengan wanita, tetapi pria juga bisa mandul karena disebabkan beberapa faktor seperti yang telah disebutkan sebelumnya. 

Namun, perlu Anda ketahui sperma yang tidak sehat juga akan menjadi faktor pemicu ketidakberhasilan program kehamilan bagi suami istri. 

Baca Juga: Kamu Senang Shopping? Coba Cari Tahu Tipe yang Manakah Kamu

Baca Juga: Balas Komentar Novel Baswedan Atas Kematian Ustadz Maaher, Muannas Alaidid: Kenapa Ditembak, Diinjak, Disetrum

Dilansir mantrasukabumi.com dari dari mayo clinic. Pada Selasa 9 Februari 2021. Berikut adalah beragam faktor penyebab kemandulan pada pria yang masih sering disepelekan.

1. Obesitas

Terlalu gemuk tidak hanya mengganggu kesuburan wanita, tapi juga berpengaruh terhadap kesuburan pria karena bisa mengurangi jumlah sperma dan menyebabkan disfungsi seksual pada pria.

Menurut studi yang dilakukan oleh WHO, pria yang subur kemudian mengalami kegemukan ternyata fungsi testisnya menurun drastis dan jumlah sperma menjadi lebih rendah secara signifikan.

2. Varikokel

Sekitar 15 persen pria memiliki varikokel, yakni pembuluh darah yang membesar di skrotum yang terletak di sebelah kiri testis. Ketika hal ini terjadi, dokter akan merekomendasikan perbaikan dengan operasi.

Baca Juga: Sampaikan Duka Atas Wafatnya Ustadz Maheer, Teddy Gusnaidi: Kubur Semua Kesalahannya, Jangan Diungkit Lagi

Varikokel dapat mengganggu produksi sperma dengan mengganggu aliran darah, membuat skrotum panas, atau menyebabkan darah kembali ke pembuluh darah yang memasok testis.

3. Suhu

Testis manusia tidak dapat berfungsi dengan baik kecuali suhunya lebih dingin daripada bagian tubuh yang lain. Untungnya, anatomi laki-laki dirancang untuk menciptakan jarak antara testis dan suhu inti tubuh.

Namun, apabila suhu testis mengalamai kenaikan hingga lebih dari 37 derajat, maka produksi sperma akan terganggu.

Hal ini juga akan berpengaruh terhadap kualitas sperma dan masalah kerusakan pada sperma yang menyebabkan tidak berfungsinya sperma untuk pembuahan.

4. Bahan Kimia Industry dan Eksposur Logam Berat

Paparan yang lama terhadap bahan kimia tertentu, pestisida, herbisida, pelarut organik, dan bahan pengecatan dapat menyebabkan jumlah sperma rendah.

Baca Juga: Akui Sudah Tak Lagi Tinggal Bersama Stefan William, Celine Evangelista: Gue Ninggalin Rumah

Paparan timbal atau logam berat lainnya juga dapat menyebabkan kemandulan.

Hal ini bisa saja terjadi pada merka yang bekerja di industri kimia.

5. Obat-obatan Tertentu 

Terapi penggantian testosteron, penggunaan steroid anabolik jangka panjang, obat kanker (kemoterapi), beberapa obat maag, beberapa obat arthritis dan obat tertentu lainnya dapat mengganggu produksi sperma dan menurunkan kesuburan pria.

6. Testis Tidak Turun

Pada beberapa pria, selama perkembangan janin, satu atau kedua testis gagal turun dari perut ke dalam kantung yang biasanya berisi testis (skrotum). 

Penurunan kesuburan lebih mungkin terjadi pada pria yang pernah mengalami kondisi ini.

7. Cacat Tubulus yang Mengangkut Sperma

Banyak tabung berbeda membawa sperma. Mereka dapat diblokir karena berbagai penyebab, termasuk cedera yang tidak disengaja akibat operasi, infeksi sebelumnya, trauma atau perkembangan abnormal, seperti dengan fibrosis kistik atau kondisi turunan serupa.

Baca Juga: Unggah foto Pertemuan Abu Janda dan Natalius Pigai, Ketua KNPI Haris Pratama: Aneh Sekali Saya Lihat Foto Ini

8. Ketidakseimbangan Hormon 

Infertilitas dapat disebabkan oleh kelainan pada testis itu sendiri atau kelainan yang mempengaruhi sistem hormonal lain termasuk hipotalamus, hipofisis, tiroid, dan kelenjar adrenal. 

Testosteron rendah (hipogonadisme pria) dan masalah hormonal lainnya memiliki sejumlah kemungkinan penyebab.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: Mayo Clinic

Tags

Terkini

Terpopuler