Pelaku Jadi Tersangka, Zubairi Djoerban Bagikan 4 Tips Hindari Suntik Vaksin Kosong

11 Agustus 2021, 17:55 WIB
Prof. Zubairi Djoerban /Instagram/@profesorzubairi

MANTRA SUKABUMI - Masyarakat kini tengah dihebohkan dengan isu suntik vaksin kosong yang terjadi di Pluit.

Dari kabar yang disampaikan pihak Polres Metro Jakarta Utara, pelaku suntik kosong berinisial EO ditetapkan jadi tersangka.

Menanggapi hal itu, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menyebut peristiwa tersebut merupakan peristiwa serius yang harus diselidiki dengan dengan jelas.

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Ia lantas membagikan 4 tips untuk memastikan jika Anda divaksinasi dengan benar, maka dianjurkan memperhatikan tahapan-tahapan berikut:

- Vaksin harus dikeluarkan dari botol di depan penerima vaksin.

- Nakes menunjukkan dosis sebelum menyuntik.

- Jika memungkinkan, penerima vaksin harus melihat apakah nakes itu benar-benar memasukkan vaksin.

- Minta diperlihatkan jarum suntik kosong setelah penyuntikan.

Zubairi Djoerban juga menjelaskan terkait dampak suntik vaksin kosong pada pasien tersebut.

Hal tersebut disampaikan Zubairi Djoerban melalui akun Twitter pribadinya. Ia mengatakan pasien itu harus diperiksa kembali dalam waktu 4 hari.

"Prinsipnya, injeksi intramuskular (otot) harus dilakukan tenaga profesional, karena ada risiko yang menyertai," ujar Zubairi.

Menurutnya, jika gelembung udara suntikan kosong itu masuk ke otot, kemungkinan bisa menyebabkan nyeri meskipun sedikit.

"Namun, tetap saja orang yang disuntik vaksin kosong ini harus dipantau. Baiknya, mereka diperiksa kembali satu sampai empat hari kemudian setelah disuntik palsu itu," lanjutnya.

Meskipun menurut Zubairi Djoerban kemungkinan dampaknya tidak akan terlalu buruk juga jika suntikan kosong itu masuk ke otot.

Zubairi Djoerban juga mengatakan jika kasus suntik vaksin kosong di Pluit adalah peristiwa serius.

Baca Juga: Satgas Covid-19 IDI Angkat Bicara Soal Suntik Vaksin Kosong, Zubairi Djoerban: Yang Disuntik Harus Dipantau

Ia meminta peristiwa tersebut diselidiki dengan jelas mengapa relawan nakes itu melakukan suntikan palsu.

"Apakah kelelahan, atau kemungkinan motif lain, seperti penimbunan vaksin, atau memang sistem kontrolnya yang tidak jalan?," tanyanya.

Dirinya mengaku penasaran dengan jumlah suntikan nakes itu dalam satu hari ketika melakukan suntikan palsu yang mencapai 599 orang.

"Jika proses satu penyuntikan adalah 5 menit, maka butuh 2995 menit atau hampir 50 jam. Pasti nakesnya kelelahan melakukan 500-an suntikan hanya dalam satu hari," katanya.

Zubairi Djoerban mengkhawatirkan jika peristiwa ini tidak terjadi di satu tempat saja.

"Kita harusnya juga mencari, sebenarnya berapa banyak orang yang mendapat suntikan-suntikan vaksin kosong itu. Sehingga kita bisa tahu jumlah riil yang belum terproteksi vaksin," pungkasnya.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler