Waspada Covid XBB, Subvarian Omicron Terbaru yang Kebal Vaksin, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya

24 Oktober 2022, 17:46 WIB
Ilustrasi Kenali cara pencegahan dan gejalanya, Covid XBB subvarian Omicron yang kebal terhadap vaksin mulai masuk ke Indonesia. /*/Pixabay.com/MiroslavaChrienova

 

MANTRA SUKABUMI - Baru-baru ini Indonesia kembali dihebohkan dengan subvarian Omicron terbaru yang disebut Covid XBB.

Diketahui kasus Covid XBB pertama kali terdeteksi di Indonesia setelah perempuan asal NTB mengalami gejala berupa batuk, pilek dan demam.

Oleh karenanya, Masyarakat diminta untuk kembali memperketat protokol kesehatan sejak adanya kasus Covid XBB.

Baca Juga: Cata, Syarat Daftar PPPK 2022, Pemerintah akan Kembali Buka Penerimaan ASN Tahun Ini

Lalu apa itu Covid XBB? Simak pemaparan selengkapnya yang dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber pada Senin, 24 Oktober 2022.

Covid XBB merupakan subvarian omicron terbaru yang kebal terhadap vaksin, antibodi dan menular lebih cepat.

Berdasarkan studi di China, Covid XBB dinyatakan kebal tehadap vaksin dan antibodi, bahkan jauh mendekati SARS-CoV-1.

SARS-CoV-1 adalah jenis virus corona yang menyebabkan SARS, virus pernapasan yang dapat menyebabkan penyakit parah.

Artinya, orang yang telah menerima vaksin dan penyintas Covid-19 tetap rentan terinfeksi Covid XBB.

SARS-CoV-1 adalah jenis virus corona yang menyebabkan SARS, virus pernapasan yang dapat menyebabkan penyakit parah.

Baca Juga: Dukung Pelaku Usaha Lokal Ciptakan Bisnis yang Tangguh, Shopee Hadirkan Kampanye 11.11 Big Sale

Artinya, orang yang telah menerima vaksin dan penyintas Covid-19 tetap rentan terinfeksi Covid XBB.

Tercatat sebanyak 24 negara melaporkan temuan subvarian omicron terbaru ini.

Seperti Singapura misalnya, tercatat Singapura mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang cukup tinggi usai Covid XBB menyebar luas.

Berdasarkan pemaparan Jubir Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril, peningkatan kasus gelombang XBB di Singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2

Meskipun demikian, pemerintah Singapura menyebutkan belum ada bukti Covid XBB lebih parah dan berbahaya dari varian sebelumnya, Omicron BA.5.

Sementara di Indonesia, kasus Covid XBB pertama kali terdeteksi setelah seorang perempuan berusia 29 tahun mengalami gejala batuk, pilek dan demam setelah kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Setelah diperiksa, perempuan tersebut dinyatakan positif Covid XBB pada 26 September 2022.

Baca Juga: Semarak Kenaikan Kelas dengan Tradisi Unik Pawai Drum Band Pasca Covid-19 di Gegerbitung Sukabumi

Syukurnya, ia dinyatakan sembuh pada 3 November 2022, setelah mendapatkan perawatan intensif dan menjalani isolasi ketat.

Sementara Kemenkes berupaya antisipatif dengan melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif Covid XBB.

Lebih lanjut, Pemerintah Indonesia melalui Kemenkes menyebutkan bahwa Covid XBB lebih cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron.

Kendati demikian negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi COVID-19 mengingat berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus muncul. Dalam 7 hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi.

Oleh karena itu, dr. Syahril meminta masyarakat mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai masker, dan melakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala COVID-19.

Selain itu untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat COVID-19, masyarakat disarankan untuk menyegerakan vaksinasi COVID-19 dan booster untuk meningkatkan proteksi terhadap COVID-19.

Kemenkes juga sudah meningkatkan meningkatkan pengawasan terhadap masuknya WNI dan WNA.***

Editor: Riska Haryani

Tags

Terkini

Terpopuler