Zubairi lantas meminta masyarakat yang sudah terlanjur memakai Azitromisin untuk segera menghentikan penggunaan obat itu.
"Ya setop. Karena tidak dibenarkan. Meski saya tahu niatnya baik untuk menyembuhkan, tapi harus dipahami bahwa Azitromisin bukan obat Covid-19," pintanya.
Sebab penggunaan Azitromisin yang tanpa aturan malah akan memperparah gejala Covid-19.
"Efeknya jangka panjang, setelah beberapa bulan ketika bakteri itu menjadi resisten. Amat mungkin juga obat ini berefek serius kepada orang yang menggunakannya dalam jumlah banyak dan sembarangan--di kemudian hari," jelasnya.
Namun Zubairi menambahkan efek obat tersebut tidak sampai menyebabkan kematian pada penggunanya.
"Kelihatannya tidak. Penyebab kematian pasien Covid-19 itu kebanyakan karena tidak tertangani. Apalagi banyak pasien dengan keluhan berat tidak bisa masuk ke rumah sakit," ungkapnya.
Zubairi juga menegaskan jika tidak 100 persen pasien Covid-19 itu sebenarnya boleh isoman.
"Salah satu syarat pasien yang boleh isoman adalah pasien yang rontgen parunya normal dan saturasi oksigennya tidak drop," bebernya.
Dalam cuitan terakhirnya, Zubairi menegaskan pada kondisi apa pasien Covid-19 harus memakai obat antibiotik.