Bahaya Badai Sitokin yang Dialami Deddy Corbuzier dapat Penyebabkan Kematian, Ini Gejala dan Penyebab

- 23 Agustus 2021, 07:50 WIB
Berbahaya, Badai Sitokin yang Dialami Deddy Corbuzier dapat Penyebabkan Kematian, Ini Gejala dan Penyebab./
Berbahaya, Badai Sitokin yang Dialami Deddy Corbuzier dapat Penyebabkan Kematian, Ini Gejala dan Penyebab./ /tangkap layar Instagram @mastercorbuzier/

Namun beruntung dirinya masih bisa terselamatkan dengan bantuan Jendral Lukman Waka RSPAD, Dr Wenny Tan hingga Dr Gunawan yang turun tangan dengan maksimal.

"Jendral Lukman Waka RSPAD, Dr Wenny Tan hingga Dr Gunawan turun tangan semaksimal mungkin tuk menstabilkan keadaan saya keluar dr masa kritis. Yes it's a life and death situation," lanjut Deddy.

Dilansir dari Krakatau Health Care, Menurut para ahli kesehatan dunia; tingginya angka kematian pada Pasien Covid-19 kemungkinan besar disebabkan oleh terjadinya Badai Sitokin (Cytokine Storm) pada tubuh pasien.

Baca Juga: dr. Tirta Ungkap Fakta dibalik Ganasnya Badai Sitokin yang Hampir Buat Deddy Corbuzier Mati

Hal ini berdasarkan pada penelitian didukung data yang diperoleh antara lain dari hasil laboratorium; bahwa ada perbedaan signifikan antara pasien yang sembuh dan yang meninggal.

Perbedaan signifikan tersebut antara lain terdapat pada jumlah sel darah putih, nilai absolut pada limfosit, platelet dan albumin, total bilirubin, urea nitrogen dalam darah, kreatinin darah, myoglobin, cardiac troponin, C-Reactive Protein (CRP) dan Inter-Leukin-6 (IL-6).

Gambar CT dan MR dari seorang pasien COVID-19 di Michigan; USA menunjukkan otak terdampak "sindrom badai sitokin"; yaitu ketika sistem kekebalan tubuh menghasilkan banjir sel kekebalan yang dapat menyebabkan kerusakan organ; termasuk otak.

Badai Sitokin dikenal juga dengan istilah Sindrom Sitokin Rilis (CRS) atau Sindrom Badai Sitokin (CSS) adalah terjadinya Sindrom Respons Inflamasi Sistemik (SIRS) yang dapat dipicu oleh berbagai faktor; dan salah satunya adalah infeksi oleh virus.

Jika virus yang masuk bersifat baru (belum adanya memori dalam sistem kekebalan tubuh) dan daya patogennya tinggi; maka cenderung pelepasan sitokin menjadi tidak terkendali.

Ini terjadi ketika sejumlah besar sel darah putih diaktifkan dan melepaskan sitokin inflamasi, yang pada gilirannya mengaktifkan lebih banyak lagi keterlibatan sel darah putih.

Halaman:

Editor: Dea Pitriyani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah