Waspadai Hilangnya Rasa dan Bau dalam Tubuh Jadi Temuan Studi Baru Gejala Covid-19

- 31 Mei 2020, 14:24 WIB
ILUSTRASI virus corona.*
ILUSTRASI virus corona.* /pixabay

MANTRA SUKABUMI - Pandemi virus corona covid-19 terus menyebar, menyasar, bahkan mematikan korban terinfeksi tanpa pandang bulu dan tidak mengenal usia.

Terbukti dari data yang dikeluarkan pihak terkait, korban terpapar infeksi virus meyentuh semua kalangan usia dari anak-anak, remaja sampai usia dewasa.

Akibatnya hampir setiap negara saat ini disibukkan penanganan dampak pencegahan virus mematikan setelah banyak warganya menjadi korban positif

Para ilmuwan tiap negara mulai menelaah asal mula penyakit itu timbul dalam diri setiap manusia.

Ketika kasus-kasus Covid-19 di seluruh dunia meningkat pada tahun ini, gejala-gejala dan informasi baru tentang virus ini menjadi jelas.

Baca Juga: Orang Berusia 50 Tahun ke Atas Dikabarkan Tak Dapat Masuk Mall saat New Normal, Simak Faktanya 

Awalnya, gejala infeksi yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 ini hanya demam, batuk, dan sesak napas. Namun, seiring perkembangannya tercatat gejala lain seperti sakit kepala, nyeri otot, dll.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Times Now News, kehilangan bau dan rasa juga dilaporkan sebagai gejala Covid-19. 

Namun, sebuah studi baru-baru ini telah menemukan bahwa gejala-gejala ini mungkin lebih umum daripada yang diperkirakan, dan mempengaruhi hampir 50 persen pasien Covid-19. 

Dua studi baru yang dirilis dalam minggu sebelumnya telah menemukan bukti hilangnya rasa dan bau sebagai gejala Covid-19. 

Temuan penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Gastroenterology, hasilnya menunjukkan bahwa 49,8 persen pasien yang mengontrak Covid-19 mengalami perubahan dalam hal rasa dan kemampuan untuk merasakan. 

Baca Juga: Manfaat Minum Kopi Dalam Studi Terbaru Sebut Dapat Kurangi Risiko Penyakit Batu Empedu

Namun, para peneliti percaya bahwa jumlah itu mungkin sebenarnya terlalu rendah karena penelitian didasarkan pada ulasan dari grafik pasien, yang mungkin belum mencatat setiap gejala

"Studi sebelumnya tidak mencatat gejala ini, dan itu mungkin karena keparahan gejala lain seperti batuk, demam dan kesulitan bernafas," kata penulis utama Dr Muhammad Aziz. 

Aziz mengatakan tim peneliti mulai memperhatikan bahwa indra perasa yang berubah atau hilang juga ada, tidak hanya di sana-sini, tetapi dalam proporsi yang signifikan.

Baca Juga: Baju APD Buatan Indonesia Layak dan Diakui WHO Berdasarkan Pengujian di New York

“Kami mengusulkan bahwa gejala ini harus menjadi salah satu gejala skrining selain demam, sesak napas dan batuk produktif. Tidak hanya untuk pasien Covid-19 yang dicurigai, tetapi juga untuk populasi umum untuk mengidentifikasi pembawa virus yang sehat, ” tambah Aziz

Hal tersebut mengingat bahwa banyak pasien Covid-19 tidak memiliki gejala.

Studi lain, yang berbasis di Kanada, dan diterbitkan dalam jurnal CMAJ, telah menemukan bahwa kehilangan bau dan rasa keduanya sangat terkait dengan SARS-CoV-2, virus yang bertanggung jawab menyebabkan Covid-19.

Artikel ini telah tayang di tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dengan judul "Bukan Hanya Sesak Nafas, Dua Studi Ungkap Gejala Lain Munculnya Covid-19 dalam Tubuh"

Baca Juga: Masih Zona Hijau, Berikut Sebaran 102 Kabupaten Kota di 23 Provinsi yang belum Terdampak COVID-19

Studi ini mengamati 134 orang yang dites positif Covid-19, peneliti menemukan bahwa 63 persen melaporkan kehilangan bau, atau perubahan kemampuan rasa, dibandingkan dengan 8 persen pada kelompok kontrol yang tidak memiliki virus.

“Kami menemukan bahwa anosmia dan dysgeusia adalah gejala paling khas yang terkait dengan infeksi SARS-CoV-2 dan bahwa gejala-gejala ini bisa parah, seperti yang ditunjukkan oleh hilangnya persepsi bau seperti kopi dan sampah,” kata penulis Dr Alex Carignan.

Baca Juga: Viral, Kendaraan Luar Daerah Datang Dini Hari ke Palabuhanratu, Wisatawan?

Kesimpulan ahsil studi di Kanda menyatakan Gejala-gejala ini harus dianggap sebagai fitur umum dan khas dari infeksi SARS-CoV-2 dan harus berfungsi sebagai indikasi untuk pengujian dan kemungkinan pengujian ulang terhadap orang-orang yang hasil tes pertamanya negative.

Kedua studi ini menambah bukti bahwa Covid-19 menyebabkan perubahan rasa dan bau, kejadian utama pada orang yang dites positif terkena virus.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah