Vaksin Sinovac Bukannya Mencegah Tapi Justru Membuat Relawan Terpapar Covid-19, Cek Faktanya

- 12 September 2020, 20:09 WIB
Vaksin Sinovak Bukannya Mencegah Tapi Justru Membuat Relawan Terpapar Covid-19, Cek Faktanya
Vaksin Sinovak Bukannya Mencegah Tapi Justru Membuat Relawan Terpapar Covid-19, Cek Faktanya /

MANTRA SUKABUMI - Vaksin Sinovak akhir-akhir ini ramai di bicarakan, pasalnya banyak beredar kabar bahwa vaksin sinovak telah gagal karena bukannya mencegah tapi justru membuat terpapar.

Namun, benarkah relawan uji klinis vaksin COVID-19 tersebut terjangkit penyakit yang pertama kali muncul di Wuhan China karena vaksin?

Sebuah kabar yang menyebut relawan vaksin COVID-19 justru terinfeksi dan berstatus positif penyakit yang disebabkan virus corona baru itu beredar di media sosial.

Baca Juga: Inna Lillahi, Seorang Bocah 9 Tahun Meninggal Terinfeksi COVID-19

Kabar itu salah satunya merujuk pada publikasi situs geloranews.com pada 10 Septermber 2020 yang berjudul "Waduh! Relawan yang Sudah Disuntik Vaksin China Kini Malah Positif Corona".

Situs itu menyebut salah seorang subjek penelitian uji klinis vaksin corona di Bandung terkonfirmasi COVID-19.

Baca Juga: PSBB Total, Foto Keadaan Kawasan Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol

Relawan tersebut terpapar COVID-19 sebelum dilakukan penyuntikan tahap kedua karena sempat ke luar kota setelah dilakukan penyuntikan pertama.

Tangkapan layar situs yang menyebutkan vaksin Sinovac membuat seorang relawan positif COVID-19
Tangkapan layar situs yang menyebutkan vaksin Sinovac membuat seorang relawan positif COVID-19
Tangkapan layar situs yang menyebutkan vaksin Sinovac membuat seorang relawan positif COVID-19

Penjelasan:
Kabar tentang vaksin Sinovac justru membuat relawan terjangkit COVID-19 adalah salah.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac Kusnandi Rusmil, dalam berita ANTARA  berjudul "Tim Riset Unpad pastikan terus pantau relawan vaksin positif COVID-19", menjelaskan kronologi seorang relawan yang diketahui positif COVID-19 itu diduga akibat berpergian ke luar kota.

Baca Juga: Dicurigai Ada Motif Politik di Balik Kebijakan Penerapan PSBB Total di Jakarta

Relawan itu sudah menempuh fase penyuntikan vaksin atau plasebo pertama dan kedua yang dilakukan tim riset Unpad.

"Karena ada riwayat ke luar kota, oleh petugas dilakukan pengambilan bahan dari apus hidung dan kemudian dikirimkan ke laboratorium BSL2 (Dinas Kesehatan) dengan hasil positif," kata Kusnandi.

Laporan situs berita IDNTimes.com berjudul "Jalan-jalan di Semarang, Relawan Vaksin Sinovac Positif Kena COVID-19", pada 10 September 2020, relawan uji klinis itu terpapar COVID-19 karena sempat pergi ke Semarang dan bukan karena penyuntikan vaksin.

Baca Juga: 30 Juta Vaksin Sinovac Akan Ada di Indonesia Pada Akhir Tahun 2020, 300 Juta Lagi Pada 2021

Kusnandi mengatakan dalam penelitian vaksin saat ini, adalah hal wajar ketika terdapat relawan terpapar usai mendapatkan suntikan vaksin. Tim penguji tidak melarang relawan untuk melakukan aktivitas.

Namun, Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac meminta para relawan untuk tetap mengutamakan protokol kesehatan COVID-19.

Selain Vaksin Sinovac, Menteri BUMN Erick Thohir RI jajaki vaksin dari produsen lain.

Dikutip mantrasukabumi.com dari antaranews, Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir sedang melakukan penjajakan dengan produsen-produsen vaksin selain Sinovac, agar vaksin tersebut bisa tersedia dan menjamin seluruh masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Update COVID-19 Indonesia Sabtu 12 September 2020, 152.458 sembuh, dari Total 214.746 kasus

"Kami sejak awal melakukan penjajakan kepada CEPI WHO di mana Alhamdulillah kemarin Menkes Terawan dengan UNICEF PBB. Tentu juga kami melakukan penjajakan dengan pihak-pihak lainnya seperti Astrazaneca, Cansino, ataupun Pfizer, di mana ini terus kita jajaki," ujar Erick Thohir dalam orasi ilmiah di Universitas Padjadjaran, Bandung, Jumat.

Menurut Erick Thohir, total jumlah 300 juta dosis vaksin yang tersedia pada tahun 2021 belum mencukupi untuk membantu dan menjamin seluruh populasi masyarakat Indonesia.

"Sebagai catatan dari total vaksin yang kita dapatkan sekitar 300 juta ini, itu bukan berarti kita sudah menjamin atau secure semuanya untuk seluruh rakyat Indonesia," kata Erick Thohir yang juga Menteri BUMN itu.

Baca Juga: Subhanallah, Demi Menyelamatkan Sang Nenek dari Kebakaran Seorang Bocah Meninggal

Erick Thohir menjelaskan setiap individu memerlukan vaksin dengan dua suntikan. Dengan demikian, kata dia, 300 juta vaksin tersebut baru untuk memenuhi vaksin bagi 170 juta rakyat Indonesia.

Kalau dibandingkan dengan beberapa negara seperti Inggris memesan tiga sampai dengan empat kali dari vaksin yang dibutuhkan.

Selain itu Erick Thohir juga mendapatkan kabar bahwa Jepang bersama Pfizer mendapatkan 100 persen vaksin untuk populasi masyarakat Jepang.

Baca Juga: Vaksin Sinovac Bukannya Mencegah Tapi Justru Membuat Relawan Terpapar Covid-19, Cek Faktanya

"Kalau sampai 70 persen populasi Indonesia bisa terjangkau, maka kita harapkan pada tahun 2022 atau bahkan pada tahun 2021 sekitar 30 persen kekurangan vaksin dari total vaksin yang tersedia bisa didapatkan," kata Erick Thohir.**

Editor: Fauzan Evan

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah