Dianjurkan Rasulullah SAW, inilah Hukum Dzikir Gunakan Hitungan Jari Tangan

23 Mei 2021, 09:45 WIB
Ilustrasi Dianjurkan Rasulullah SAW, inilah Hukum Dzikir Gunakan Hitungan Jari Tangan. /- Foto: Seputartangsel.com/ Abdullah Jundi



MANTRA SUKABUMI - Saat melakukan amalan dzikir agar tidak lupa dalam jumlah hitungan biasanya menggunakan alat bantu.

Alat bantu saat melafadzkan dzikir banyak, bahkan ada yang menggunakan alat hitung kecil caranya dengan dipijit saja.

Namun, tak kurang juga saat melakukan dzikir hanya dengan menggunakan jari tangan, tidak menggunakan alat bantu lain.

Baca Juga: Beginilah Hukum Dzikir Menggunakan Jari, akan Dimintai Pertanggungjawaban di Akhirat Kelak

Baca Juga: UAS dengan Istri Foto Bareng Cak Nun, Netizen: Masyaallah, Jangan Dilepas Ustadz

Lantas, bagaimana hukum dzikir jika menggunakan jari tangan untuk menghitung jumlah bacaan agar tidak lupa?

Dilansir mantrasukabumi.com dari Islam.com pada Minggu 16 Mei 2021, berikut ini hukum dzikir menggunakan jari yang harus Anda ketahui.

Hukum berzikir memakai jari sunnah, dan sangat dianjurkan dalam Islam karena dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW.

Hal ini dikarenakan setiap jari yang digunakan untuk berdzikir akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.

Sebagaimana dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhu, beliau menceritakan:

“Saya melihat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghitung dzikir beliau dengan tangannya.”(HR. Ahmad, hasan oleh Syuaib Al-Arnauth)

Baca Juga: Luar Biasa, Warga Kibarkan Bendera Indonesia dan Malaysia Di Atas Reruntuhan Bumi Palestina

Kemudian, dari Yusairah seorang wanita Muhajirah, dia berkata

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada kami : “Hendaknya kalian bertasbih (ucapkan subhanallah), bertahlil (ucapkan laa ilala illallah), dan bertaqdis (mensucikan Allah), dan himpunkanlah (hitunglah) dengan ujung jari jemari kalian karena  itu semua akan ditanya dan diajak bicara, janganlah kalian lalai yang membuat kalian lupa dengan rahmat Allah.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).

Dari hadits tersebut dikatakan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan untuk berdzikir membaca tasbih, tahlil, taqdis dl lain sebagainya menggunakan jari dan hal ini akan menjadi pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Selanjutnya dijelaskan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar, beliau mengatakan:

“Makna kata ‘al-aqd (menghitung) yang disebutkan pada hadits di atas adalah menghitung jumlah dzikir. Ini merupakan istilah orang Arab, yang bentuknya dengan meletakkan salah satu ujung jari pada berbagai ruas jari yang lain. Satuan dan puluhan dengan tangan kanan sementara ratusan dan ribuan dengan tangan kiri. Wallahu a'lam.” (Nataij Al Afkar fi Takhrij Ahadits Al Adzkar).

Baca Juga: Usai Konten YouTube Milik Ustadz Adi Hidayat Dapat Peringatan, Kini Aplikasi Al-Qur'an Dihapus Google

Maksudnya cara yang digunakan untuk berdzikir menggunakan tasbih yaitu dengan menghitung jumlah dzikir yang dibaca.

Jari kanan digunakan untuk hitungan satuan sedangkan jari tangan kiri untuk menghitung ribuan.

Kemudian Ibnu Alan menjelaskan bahwa ada dua cara al-aqd atau menghitung dengan tangan yaitu menghitung dengan ruas jari atau al-aqd bil mafasil dan menghitung dengan jari atau al-aqd ashabi’. Beliau Mengatakan:

“Al-aqd bil mafasil (menghitung dengan ruas jari), bentuknya adalah meletakkan ujung jempol pada setiap ruas, setiap kali membaca dzikir. Sedangkan Al-aqd bil ashabi’ (menghitung dengan jari), bentuknya adalah jari digenggamkan kemudian dibuka satu per satu.”

Penjelasannya, cara pertama: hitung dengan meletakkan ujung jempol pada setiap ruas jari setiap akan membaca dzikir.

Baca Juga: Senada dengan Menlu Retno Marsudi, HNW: Memang, yang Terjadi di Palestina adalah Penjajahan Israel

Sedangkan cara keduan yaitu dengan bentuk semua jari dikepal dan ketika akan membaca dzikir satu persatu dibuka.

Dalam suatu riwayat, Rasulullah SAW memerintahkan kepada istri-istrinya dan kaum wanita dari kalangan sahabatnya untuk berdzikir dengan ruas jari.

“Hitunglah (dzikir) itu dengan ruas-ruas jari karena sesungguhnya (ruas-ruas jari) itu akan ditanya dan akan dijadikan dapat berbicara (pada hari kiamat).” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi, dihasankan oleh an-Nawawi dan al-Hafizh, al-Albani dalam Silsilah Dho’ifah)

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah berdzikir dengan memakai jari harus menggunakan tangan kanan?

Sebagian ulama menganjurkan ketika kita melakukan dzikir dengan jari-jari maka yang digunakan adalah tangan kanan. Hal ini didasarkan pada perkataan Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu,beliau menceritakan.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 23 Mei 2021: Berbarengan Hamil, Andin Menderita Soal Nindy, Elsa Masuk Rumah Sakit

Baca Juga: Saat Manusia Sakaratul Maut akan Datang 7 Godaan dari Iblis Muncul Berbagai Rupa Aneh Salah Satunya

“Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdzikir dengan tangan kanannya.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, al-Hakim, al-Baihaqi, dishahihkan al-Albani dalam shahih Abu Dawud).  

Atas dasar itulah, sebagian ulama menganjurkan untuk berdzikir dengan jari tangan kanan.

Hal ini dikarenakan Rasulullah SAW kerap menggunakan anggota badan bagian kanan untuk melakukan hal yang baik.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam suka mendahulukan bagian yang kanan ketika mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam semua urusan beliau.” (HR. Bukhari).  

Dzikir adalah hal yang sangat baik dan mengerjakannya dengan menggunakan tangan kanan akan jauh lebih baik lagi.***

Editor: Encep Faiz

Sumber: Islam Pos

Tags

Terkini

Terpopuler