Contoh Teks Khutbah Sholat Gerhana Bulan 26 Mei 2021: Wabah dan Musibah

25 Mei 2021, 00:13 WIB
Contoh Teks Khutbah Sholat Gerhana Bulan 26 Mei 2021: Wabah dan Musibah./ /dMz/Pixabay/

MANTRA SUKABUMI – Gerhana bulan total atau “Super Blood Moon” akan terjadi pada 26 Mei 2021.

Jika terjadi peristiwa seperti gerhana bulan, seorang muslim dianjurkan untuk mengerjakan ibadah sunnah sholat gerhana bulan.

Sehabis mengerjakan ibadah sholat gerhana bulan, sesuai sunnah seorang khatib dianjurkan untuk menyampaikan Khutbah Sholat Gerhana Bulan 26 Mei 2021.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Presiden Jokowi Reshuffle Kabinet Lagi, Berikut Nama dan Jabatan Menteri yang Baru

Untuk itu teks Khutbah Sholat Gerhana Bulan ini bisa menjadi contoh untuk dibacakan setelah sholat gerhana bulan.

Berikut ini adalah teks Khutbah Gerhana Bulan 2021 yang singkat dengan tema Wabah dan Musibah. Teks Khutbah ini bisa dibacakan oleh khotib setelah menunaikan ibadah sholat sunnah gerhana.

Teks Khutbah Gerhana 2021 sebagai sarana untuk tetap mendekatkan diri kepada Allah SWT karena segala sesuatu yang terjadi didunia ini semuanya dapat terjadi karena hendaknya.

Begitupun terjadinya gerhana bulan total “Super Blood Moon” yang akan terjadi pada 26 Mei 2021.

Baca Juga: 3 Zodiak Kesehatan dan Cinta Selasa 25 Mei 2021: Keluhan Lama akan Muncul Kembali

Dilansir mantrasukabumi.com dari Nu Online pada Senin 24 Mei 2021, berikut ini contoh Teks Khutbah Gerhana Bulan 2021, untuk disampaikan pada jamaah dengan tema Wabah dan Musibah.

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ، وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْبَشَرِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلاَّ تَخْوِيفًا

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, Sang Pencipta manfaat dan mudlarat.

Jika kita memohon turunnya rahmat dan barokah, maka permohonan itu haruslah kita iringi dengan takwa. Jika kita berdoa agar dijauhkan dari wabah dan musibah, maka doa itu haruslah kita sertai dengan takwa.

Karena barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar kepadanya dan menganugerahkan rezeki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka. Allah ta’ala berfirman:

وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَ يَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ (سورة الطلاق: ٢-٣)

Maknanya: “Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Ia akan menjadikan baginya jalan keluar dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak ia sangka-sangka” (QS Ath-Thalaq: 2-3).

Baca Juga: Jadwal Rilis dan Spoiler One Piece Chapter 1014, Law dan Joro Terluka Parah, Luffy Sekarat

Ma’asyriral Muslimin rahimakumullah, Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan adalah dua di antara sekian banyak kejadian yang menjadi bukti kekuasaan Allah ta’ala.

Allah Mahakuasa untuk menjadikan cahaya matahari dan bulan padam sebagaimana Ia Mahakuasa untuk menjadikan matahari terbit dari arah timur dan terbenam di arah barat.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim bahwa pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terjadi gerhana matahari.

Lantas Baginda Nabi bersegera menuju masjid lalu shalat kusuf bersama para sahabatnya. Kemudian beliau menyampaikan khutbah. Di antara yang beliau sampaikan dalam khutbah itu adalah:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُمَا فَافْزَعُوْا إِلَى الصَّلَاةِ

Maknanya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak akan mengalami gerhana dengan sebab mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat terjadinya gerhana matahari dan bulan, maka bersegeralah melakukan shalat”

Baca Juga: Kiat Menjalani Hidup Lebih Bahagia dari Merry Riana, Hindari Ucapkan 5 Kalimat Negatif Ini

Beliau juga menyampaikan:

وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ يُخَوِّفُ اللهُ بِهِمَا عِبَادَهُ

Maknanya: “Gerhana matahari dan bulan adalah dua di antara tanda-tanda kekuasaan Allah yang dengan keduanya menakut-nakuti dan memperingatkan hamba-hamba-Nya.”

Dari hadits ini, kita dapat mengetahui bahwa hikmah utama dari gerhana adalah peringatan bagi para hamba agar menjauhi seluruh kemaksiatan dan bersegera melakukan berbagai kebaikan, seperti shalat, banyak berdoa, banyak berdzikir, bersedekah, dan lain sebagainya.

Terjadinya gerhana juga merupakan peringatan bagi kita semua agar bersegera melakukan taubat dengan taubatan nashuha dari semua dosa dan maksiat.

Begitu pula terjadinya gempa, merebaknya berbagai wabah dan musibah-musibah yang lain, semuanya adalah peringatan bagi para hamba agar menjauhi maksiat dan bersegera untuk bertaubat. Allah ta’ala berfirman:

وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلاَّ تَخْوِيفًا (سورة الإسراء: ٥٩) ـ

Maknanya: “Dan tidaklah kami mengirimkan tanda-tanda itu kecuali dalam rangka untuk menakut-nakuti dan memberi peringatan” (QS Al-Isra: 59).

Baca Juga: 8 Super Food yang Tak Boleh Dikonsumsi Berlebihan Meski Kaya Nutrisi, Nomor 1 Sering Dimasak di Rumah

Taubatan nashuha adalah taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan memenuhi seluruh rukun taubat, yaitu menyesal, meninggalkan dosa dan bertekad untuk tidak mengulangi lagi dosa yang pernah dilakukan.

Jika dosa itu berkaitan dengan meninggalkan kewajiban seperti shalat lima waktu dan puasa Ramadhan, maka taubatnya ditambah dengan mengqadha shalat dan puasa yang pernah ia tinggalkan.

Dan jika dosa itu berkaitan dengan sesama manusia, maka taubatnya ditambah dengan meminta maaf serta mengembalikan harta yang ia ambil tanpa hak atau meminta kerelaan darinya. Allah ta’ala berfirman:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (سورة النور: ٣١) ـ

Maknanya: “Dan bertaubatlah wahai seluruh kaum beriman agar kalian beruntung” (QS An-Nur: 31). Hadirin rahimakumullah, Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُُ

Baca Juga: Ini 5 Cara Mudah dan Alami Agar Wajah Tetap Awet Muda, Istirahat yang Cukup Salah Satunya

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. ـ

Demikian itulah contoh teks Khutbah Gerhana Bulan 2021, dari Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Biro Peribadatan & Hukum, Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Mojokerto.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: kemenag.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler