Mbah Maimoen Ungkap Rahasia Dibalik Tanggal Bulan dan Tahun Kemerdekaan Indonesia, Simak Penjelasannya

14 Agustus 2021, 06:19 WIB
Kiai Maimoen Zubair ungkap rahasia dibalik tanggal bulan dan tahun kemerdekaan Indonesia /Laman resmi NU/nu.or.id/

MANTRA SUKABUMI - Agustus merupakan bulan istimewa dan bersejarah bagi bangsa dan negara Indonesia.

Hal itu karena pada bulan ini, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 silam Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya.

Terkait hal ini salah satu ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Maimoen mengungkap rahasia dibalik tanggal, bulan, dan tahun kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Amalan Mbah Maimoen Zubair agar Rezeki Mengalir Deras dan Barkah, Baca Doa Ini Setelah Shalat

Baca Juga: Ingin Rumah Tangga Berkah dan Rezeki Mengalir Deras, Ini Amalan Mbah Maimoen Tiap Masuk Rumah

Dalam sebuah ceramahnya, Mbah Maimoen mengungkapkan jika bangsa Indonesia adalah benar-benar bangsa yang terpilih.

Menurut Mbah Maimoen, tidak ada bangsa di dunia dengan orang Islam terbanyak seperti Indonesia. Sampai Allah anugerahkan peringatan kemerdekaan Indonesia dengan angka 17, 8, dan 45.

Mbah Maimoen lantas menjelaskan terkait rangkaian angka 17, 8, dan 45 yang merupakan tanggal bulan dan tahun kemerdekaan.

"Ini angka sembahyang, sembahyang angka yang harus diketahui yaitu tujuh belas, delapan, dan empat lima. Kalau tidak tahu ini tidak sah shalatnya," ujar Mbah Maimoen dikutip mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Fakta Sejarah pada Sabtu, 14 Agustus 2021.

Ia juga mengatakan, bahwa dalam lambang garuda pancasila terdapat dua sayap dengan jumlah bulu 17 di kanan, dan 17 disebelah kiri.

Baca Juga: Biodata dan Profil Gus Baha, Santri Kesayangan Mbah Maimoen yang Disebut Al Quran Berjalan

Ia menjelaskan lambang angka 17 ini merupakan jumlah rukunnya shalat. Yakni, niat, takbiratul ihram, berdiri, membaca al-fatihah, rukuk, thumakninah dalam rukuk, iktidal (berdiri bangun dari rukuk), thumakninah dalam iktidal.

Kemudian sujud dua kali, thumakninah dalam sujud, duduk diantara dua sujud, thunakninah dalam duduk diantara dua sujud, membaca tasyahud akhir.

"Kemudian duduk (ketika membaca) tasyahud akhir, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dalam duduk tasyahud akhir, (membaca) salam, tertib (mengerjakan secara berurutan)," beber Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang tersebut.

Sementara angka tujuh belas yang kedua, menurut Mbah Maimoen merupakan jumlah rakaat shalat sehari-semalam.

17 rakaat tersebut adalah Mahgrib tiga rakaat, Isya empat rakaat, Subuh dua rakaat, Dzuhur empat rakaat, dan Ashar empat rakaat.

Sementara itu, lanjut Mbah Maimoen angka delapan menjelaskan sebagai tolaknya neraka dan sebabnya masuk surga.

Lebih lanjut ia mengatakan tentang tujuh anggota sujud, meliputi, jidat, kedua tangan, kedua lutut, dan kedua kaki.

Baca Juga: Mbah Maimoen Keturunan ke 37 Nabi Muhammad SAW dan Cucu Sunan Giri dari Jalur Kakek

"Tujuh ini sebagai penolak neraka, karena pintu neraka ada tujuh. Ditambah satu lagi, jika kita ingin masuk surga harus ingat sama Allah. Jadi jumlahnya genap delapan, karena delapan ini merupakan jumlah pintu surga," jelas Mbah Maimoen.

Mbah Maimoen lantas menjelaskan tentang angka empat lima. Menurut Mbah Maimoen, setiap orang Islam harus membaca syahadat empat kali, dan lima kali.

Malam empat kali, Maghrib dan Isya. Sedangkan siang hari lima kali, Subuh, Dzuhur, dan Ashar.

"Jadi ini menunjukkan bahwa negara Islam itu tidak ada, yang ada adalah negara mayoritas Islam, yakni Indonesia," pungkasnya.***

Editor: Andriana

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler