Mbah Maimoen Keturunan ke 37 Nabi Muhammad SAW dan Cucu Sunan Giri dari Jalur Kakek

- 8 Agustus 2021, 16:35 WIB
Mbah Maimoen Keturunan ke-37 Nabi Muhammad SAW dan Cucu Sunan Giri dari Jalur Kakek
Mbah Maimoen Keturunan ke-37 Nabi Muhammad SAW dan Cucu Sunan Giri dari Jalur Kakek /Dok.pondok pesantren kempek

MANTRA SUKABUMI - KH Maimoen Zubair atau Mbah Maimoen merupakan ulama kharismatik asal Rembang.

Pengasuh Ponpes Al Anwar Sarang itu merupakan keturunan ke 37 dari Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, dari jalur kakek, silsilah Mbah Maimoen juga sampai kepada salah satu wali nusantara, Sunan Giri.

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Berikut silsilah Mbah Maimoen Zubair yang bersambung hingga kepada Nabi Muhammad SAW.

Silsilah beliau:

1. Muhammad

2. Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib

3. Husain

4. Ali Zainal Abidin

5. Muhammad

6. Ja'far

7. Ali

8. Muhammad

9. Isa

10. Ahmad

11. Ubaidillah

12. Alawi

Baca Juga: Biodata, Profil dan Biografi Mbah Moen atau KH Maimun Zubair Seorang Ulama Kharismatik

13. Muhammad

14. Alawi

15. Ali

16. Muhammad

17. Alawi

18. Abdul Malik al-Azmatkhan

19. Abdullah

20. Ahmad

21. Husain

22. Ibrahim

23. Ishaq

24. Muhammad Ainul Yaqin , Susuhunan Ing Giri, Gresik

25. Sunan Kulon/Panembahan Kulon

26. Pangeran Pakabunan dari Madura

27. Kyai Abdullah dari Gresik

28. Kyai Hasan dari Gresik

29. Kyai Ali dari Gresik

30. Kyai Muhammad (Macan Putih Gresik)

Baca Juga: Profil Gus Baha Ulama Kharismatik Kesayangan Mbah Moen, Silsilah, Guru, Pendidikan dan Tempat Pengajiannya

31. Kyai Imam Qamaruddin dari Blongsong Baureno Bojonegoro

32. Kyai Puteh Podang (desa Lajo Singgahan Tuban)

33. Kyai Munandar

34. Carik Waridjo

35. Kyai Dahlan

36. Kyai Zubair

37. Kyai Maimoen

Sedangkan dari jalur silsilah Nenek yaitu, Nyai Hasanah binti Kiai Syu’aib bin Mbah Ghozali bin Mbah Maulana (Mbah Lanah seorang bangsawan Madura yang bergabung dengan pasukan Pangeran Diponegoro).

Dalam riwayat pendidikannya, sejak kecil Mbah Moen sudah dibimbing langsung oleh orang tuanya dengan ilmu agama yang kuat, mulai dari menghafal dan memahami ilmu Shorof, Nahwu, Fiqih, Manthiq, Balaghah dan bermacam Ilmu Syara’ yang lain.

Pada usia yang masih muda, beliau sudah hafal beberapa kitab diluar kepala diantaranya Al-Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauharotut Tauhid, Sullamul Munauroq serta Rohabiyyah fil Faroidl. Selain itu, beliau juga mampu menghafal kitab fiqh madzhab Asy-Syafi’I, seperti Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Fathul Wahhab dan lain sebagainya.

Pada tahun 1945 beliau memulai pendidikannya ke Pondok Lirboyo Kediri, dibawah bimbingan KH. Abdul Karim atau yang biasa dipanggil dengan Mbah Manaf. Selain kepada Mbah Manaf, beliau juga menimba ilmu agama dari KH. Mahrus Ali juga KH. Marzuqi.

Baca Juga: Ditanya Soal Wasiat Mbah Moen Tentang Habib Rizieq, Nusron Wahid Ungkap Hal Penting Ini

Setelah itu selesai, kemudian beliau kembali ke kampungnya, mengamalkan ilmu yang sudah beliau dapat. Kemudian pada tahun 1950, beliau berangkat ke Mekkah bersama kakeknya sendiri, yaitu KH. Ahmad bin Syu’aib untuk belajar dengan ulama di Mekkah.

Diantaranya adalah Sayyid Alawi al-Maliki, Syekh al-lmam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly. Disana ia belajar selama 2 tahun.

Pada tahun 1952, Mbah Moen kembali ke Tanah Air. Setiba di Indonesia Mbah Moen kemudian melanjutkan belajar ke beberapa ulama di tanah Jawa.

Guru-guru beliau antara lain Kiai Baidhowi, Kiai Ma’shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen(Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abui Fadhol Senori (Tuban), dan beberapa kiai lain.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x