Gus Baha Ternyata Miliki Kitab Langka Warisan dari Mbah Moen yang Tak Banyak Diketahui, Berikut Isinya

9 November 2021, 06:00 WIB
Gus Baha ternyata memiliki kitab langka warisan dari Mbah Moen /*/mantrasukabumi.com/Instagram/@ngajikyai

MANTRA SUKABUMI - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha ternyata memiliki kitab langka warisan dari Mbah Maimoen Zubair atau Mbah Moen.

Seperti diketahui, Gus Baha merupakan salah satu murid kesayangan Mbah Moen, karena itu tidak heran jika Gus Baha memiliki kitab langka tersebut.

Dalam salah satu cuplikan ceramahnya yang diunggah kanal YouTube Ngaji Kyai pada 28 September 2021, Gus Baha menjelaskan kitab tersebut.

Baca Juga: Habib Luthfi bin Yahya Ingatkan Tata Cara Mandi yang Benar: Bisa Sebabkan Mati Mendadak Jika Lakukan Ini

Baca Juga: Tata Cara Amalan Sholawat Nariyah Menurut Habib Luthfi bin Yahya agar Rezeki Mengalir Deras

Dalam ceramah tersebut, Gus Baha menjelaskan hal yang menyangkut komunitas internasional yang salah satunya karena berbeda dalam agama dan keyakinan.

Menurut Gus Baha, salah satu kitab kesayangan gurunya yakni Mbah Moen adalah kitab tasawuf berjudul Ar-Risalah Al-Qusyairiyah.

Kitab tersebut diwariskan secara turun temurun mulai dari Syaikh Umar Syato yang memberikan ijazah langsung kepada mbah dari Mbah Moen hingga sampai kepada dirinya.

"Saya mau membacakan kitab Ar-Risalah Al-Qusyairiyah adalah kitab kesayangan Mbah Maimoen karena dulu Mbah beliau dapat ijazah dari Syaikh Umar Syato, kakaknya Abu Bakar Syato yang punya kitab I'anatuth Tholibin," ujar Gus Baha.

"Kitab itu dibawa ke Indonesia sampai ke saya sebagai murid beliau (Mbah Moen)," sambung Gus Baha.

Gus Baha pun menjelaskan salah satu isi dari kitab Ar-Risalah Al-Qusyairiyah tersebut yakni terkait thariqoh ahlil ilmi.

"Jadi suatu saat Nabi Ibrahim itu kan terkenal Abu Dyuyuf, orang yang mesti menservice tamu-tamu itu, kita tahu dulu itu gak ada warung, gak ada hotel, gak ada mall," kata Gus Baha.

Baca Juga: Inilah Sholawat Kesukaan Gus Baha: Karangan Habib Ali Alhabsy, Baca Minimal 100 Kali Tiap Hari

"Sehingga kalau orang pergi itu kelaparan betul, orang kaya pun kelaparan karena melewati padang pasir itu. Kalau sekarang kan orang mau sowan kyai makan dulu, karena takutnya makan di rumah kyai sungkan," tambah Gus Baha.

Sementara pada zaman Nabi Ibrahim lanjut Gus Baha, orang yang sedang dalam perjalanan itu betul-betul kelaparan.

"Singkat cerita, diantara tamu itu berakidah, berpaham Majusi atau beragama Majusi, terus Nabi Ibrahim gak mau, syaratnya harus beragama Islam," kisah Gus Baha.

Akhirnya orang tersebut putus asa karena tidak mau beragama Islam. Ia kemudian meninggalkan Nabi Ibrahim.

Saat orang tersebut pergi meninggalkan Nabi Ibrahim itulah kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya tersebut.

"Ibrahim, orang itu umurnya 50 tahun, dan dia hidup karena tak kasih makan. Saya yang Tuhan saja ngasih dia makan 50 tahun tanpa syarat dia harus Islam," jelas Gus Baha.

Baca Juga: Detik-detik Gus Baha Dipukul Kyai Pimpinan Pondok Pesantren Saat Isi Pengajian

"Sementara kamu, baru dimintai makan sehari sudah mensyaratkan Islam. Alhasil Nabi Ibrahim kemudian mengejar orang Majusi tersebut hingga menawari makan di rumahnya," sambung Gus Baha.

Orang Majusi tersebut merasa heran dan menanyakan alasan Nabi Ibrahim berubah pikiran hingga mau memberinya makan.

"Nabi Ibrahim kemudian menceritakan jika dirinya ditegur Allah dan harus melakukan itu," beber Gus Baha.

Putra Kyai Nursalim Rembang itu menuturkan dalam kitab tersebut banyak kisah-kisah yang menjelaskan bagaimana cara berhubungan dengan komunitas internasional.***

Editor: Andriana

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler