Gus Baha Bahas Hukum Dokter Sembuhkan Orang Berpotensi Jahat Seperti Koruptor

9 November 2021, 15:00 WIB
Gus Baha Bahas Hukum Dokter Sembuhkan Orang Berpotensi Jahat Seperti Koruptor./ /Instagram/ @kajian.gusbaha

 

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha bahas hukum dokter menyembuhkan orang yang memiliki potensi jahat seperti mencuri atau garong uang rakyat alias koruptor.

Pembahasan tersebut disampaikan oleh Gus Baha pada kesempatan kajian ilmiah yang dihadiri oleh banyak peserta.

Gus Baha awalnya membahas ilmu sosial yang sangat luas dan tidak ada batasan jelas, misalnya tentang istri.

Baca Juga: Survei SnapCart Membuktikan: Ini E-Commerce Terbaik Indonesia Tahun 2021

Jika istri selalu mengikuti kemanapun suami pergi, Gus Baha mengakui dirinya tentu merasa bosan tetapi berbeda yang lain.

Ada yang lainnya istrinya selalu mengikuti suami, hal tersebut menurut Gus Baha bisa menjadi pengawas untuk pasangannya.

Menurut Gus Baha itu termasuk ilmu sosial yang sulit dibatasi, sama halnya dengan hukum dokter yang menyembuhkan orang jahat.

“Misalnya kita jadi dokter..,” kata Gus Baha seperti dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Sahabat Orchid TV pada 29 Oktober 2021.

“Terus mengobati orang yang berpotensi mencuri uang rakyat (korupsi) lagi potensi jahat lagi, bagaimana hukumnya?,” ujar Gus Baha.

Baca Juga: Gus Baha Pernah Nyatakan Dirinya Bukan Politikus, Tidak Seperti yang Disebutkan Faizal Assegaf Baru-baru ini

Gus Baha lalu menjawab dengan pertanyaan yang terbalik, bagaimana kalau ada berkahnya setelah diobati menjadi bertaubat.

Setelah sembuh akan simpati dan berbuat baik lebih banyak lagi. Namun itu tidak bisa dijamin juga karena suatu saat bisa kembali jahat.

Maka itulah batasan ilmu sosial yang tidak jelas, sama halnya juga dengan berteman pada non muslim.

Ketika orang Islam berkawan baik dengan non muslim barokahnya bisa jadi teman yang beragama bisa tertarik pada Islam.

Namun Gus Baha menyampaikan bahwa bisa saja sarana kebaikan yang diberikan orang Islam malah dimanfaatkan tidak baik.

“Itu siklus sosial tidak pernah selesai, nah hal-hal seperti itu yang kata Nabi SAW disebut orang yang berijtihad,” terang Gus Baha.

Orang yang berijtihad tersebut bila benar pahalanya dua sedangkan jika salah maka ganjarannya satu, inilah ilmu sosial dan bukan untuk tauhid.***

 

Editor: Dea Pitriyani

Tags

Terkini

Terpopuler