Asal Usul Tes DNA, Ternyata Kata Gus Baha Sudah Ada Sejak Zaman Nabi Muhammad dan Itu Terbukti Jitu

14 November 2021, 22:00 WIB
Asal Usul Tes DNA, Ternyata Kata Gus Baha Sudah Ada Sejak Zaman Nabi Muhammad dan itu Terbukti Jitu./ /Pixabay/Schaferle/

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha dalam sebuah ceramahnya menjelaskan tentang asal usul adanya tes DNA.

Gus Baha mengungkap bahwa ternyata tes DNA yang saat ini banyak digunakan masyarakat Indonesia bahkan dunia, sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Gus Baha menuturkan bahwa tes DNA yang dibuat Nabi Muhammad sangat jitu dan mudah.

Baca Juga: Survei SnapCart Membuktikan: Ini E-Commerce Terbaik Indonesia Tahun 2021

Tes DNA ini dibuat oleh Nabi Muhammad kata Gus Baha, sebab ada orang yang sudah menikah, namun mereka berdua selingkuh hingga hamil.

Gus Baha mengatakan ketika kedua orang tersebut ditanya oleh Nabi Muhammad, maka orang tersebut berbohong tidak melakukan zina.

Akan tetapi Nabi Muhammad kata Gus Baha sudah tahu kalau kedua orang tersebut bohong.

Maka dari itu Nabi Muhammad membuat 3 yang disebut orang Mesir yaitu tes DNA untuk mengetahui bahwa anak itu hasil dari zina atau perselisihan.

Dilihat mantrasukabumi. com dari video yang diunggah dari kanal YouTube Ngaji Nahdlatul Ulama pada Rabu, 11 Agustus 2021.

"Nabi memberikan beberapa kriteria, kalau matanya agak bercelak hitam, kemudian tumitnya begini, terus bokongnya begini, Nabi membuat 3 kriteria," ungkap Gus Baha.

Baca Juga: Solusi Cepat Dapat Pasangan, Gus Baha: Jodoh Itu Ada pada Diri Sendiri

Setelah beberapa lama mengandung, akhirnya perempuan itu melahirkan, dan anaknya itu sangat mirip sekali dengan selingkuhannya.

"Walhasil, perempuan itu melahirkan anak yang mirip selingkuhannya, mirip PIL-nya (Pria Idaman Lain), paham ya?," ungkap Gus Baha.

Setelah itu, kata Gus Baha umat Islam di Mesir menjadi ramai hingga membuat suatu pertimbangan.

"Lho, lantas hukum Islam jadi ramai, di Mesir itu ada pertimbangan, bahwa DNA itu bisa dijadikan rujukan atau bukti, karena Nabi sempat membuat 3 kriteria," tegas Gus Baha.

Akan tetapi kata Gus Baha semua ahli fikih sepakat bahwa hal ini tidak bisa dijadikan patokan utama.

"Kita-kita sebagai ahli fikih sepakat, tetap tidak bisa dinisbatkan kepada selingkuhannya, kendatipun ada parameter pendukung," ucap Gus Baha.

Untuk itu, Gus Baha hukum itu tidak bisa ditentukan oleh ilmu.

"Makanya yang ngaji sama saya ini saya mohon. Hukum itu tidak bis ditentukan oleh ilmu, tapi ilmu tidak boleh mati hingga kaiamat," tegas Gus Baha.

Maksudnya kata Gus Baha harus hati-hati, dengarkan serius jangan salah paham, karena hukum itu kadang naif.***

Editor: Dea Pitriyani

Tags

Terkini

Terpopuler