Salah Paham! Gus Baha Jelaskan Makna Hadits tentang Anjing Hewan Najis Ternyata yang Benar itu Begini

20 November 2021, 20:25 WIB
Salah Paham! Gus Baha Jelaskan Makna Hadits tentang Anjing Hewan Najis Ternyata yang Benar itu Begini./* /Takap Layar Kanal Ngaji Bareng Gus Baha

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha jelaskan ternyata makna hadits tentang Anjing hewan najis itu yang benar begini.

Menurut penjelasan secara ilmiah banyak orang yang salah paham tentang makna hadits jika Anjing adalah hewan najis.

Banyak yang percaya jika Anjing merupakan hewan najis sehingga tidak heran orang-orang menjaga jarak.

Baca Juga: Duel Sengit 2021, Tokopedia vs Shopee: Mana Jawara Marketplace Sesungguhnya?

Gus Baha mengatakan sebenarnya makna teks hadits asli tentang hewan sejenis Anjing itu tidak seperti yang kebanyakan orang tahu.

Dimana hampir semua orang memvonis jika Anjing adalah sejenis hewan yang memiliki najis dan harus dijauhi.

Padahal dalam keterangan menjelaskan bahwa Anjing dalam semua periode tidaklah najis.

Sebab, Anjing merupakan hewan yang terlatih dimana sejak zaman nabi dulu banyak digunakan untuk membantu manusia.

"Makanya tafsir disini menjelaskan, yaitu hewan terlatih dari jenis anjing. Saya jelaskan dulu tentang fiqih," kata Gus Baha seperti dilansir mantrasukabumi.com dari kanal Youtube Ngaji Online yang diunggah pada 23 Februari 2020.

"Anjing itu tidak pernah najis dalam semua periode, Sehingga dulu ada pujian tentang anjingnya Ashabul-Kahfi, karena memang belum pernah ada masalah dengan anjing,"tambahnya.

Namun, mulai terjadi perubahan pada saat periode Syafi'iyah (murid) bukan zaman Imam Syafi'i.

Mengingat pada zaman Imam Syafi'i masih banyak umat muslim yang memelihara Anjing.

Baca Juga: Hukum Makan Daging Biawak, Halal atau Haram? Gus Baha: Saya Sering Nipu Kalau Bahas Masalah ini

"Tapi ketika periode Syafi'iyah (murid), bukan imam Syafi'i karena pada masa itu masih banyak yang memiliki anjing dan kebetulan Mazhab ini mendominasi di Indonesia,"

Nah, dari sinilah mulai muncul tanggapan bahwa Anjing adalah termasuk hewan yang najis untuk dipegang.

"Kemudian menganggap anjing itu najis. Konsekuensinya, hewan ini dijauhi bahkan dibunuh,"

Kemudian Gus Baha mengungkapkan dan menjelaskan tentang teks asli hadits mengenai kenajisan Anjing.

Sabda Rasulullah SAW,

إذولغ فيه الكباب ان يغسل سبع مرات

Artinya: "Kalau wadamu dijilat anjing, maka basuhlah tujuh kali."

Dalam hadits sabda Nabi poin penting yang menjadi permasalahan adalah kata wadah dan jilat.

Yang dalam hal ini yang membuat ekstrem adalah adanya keterangan istilah jilat dan wadah.

Sementara itu, muncullah ijtihad. Dimana Imam Malik beranggapan bahwa suruhan membasuh tidak harus karena najis.

"Lantas ada ijtihad, imam Malik beranggapan suruhan membasuh itu tidak harus karena najis,"

"Barang kotor, bikin risih tidak sampai najis pun bisa sampai dibasuh,"

Maka dari itu Imam Malik sampai ngotot jika Anjing tidaklah najis. Soal dibasuh tujuh kali itu kepatuhan (ta'abbud).

"Makanya imam Malik tetap ngotot kalau anjing itu tidak najis. Soal dibasuh tujuh kali itu kepatuhan (ta'abbud),"

"Patuh sama nabi yang nyuruh membasuhnya tujuh kali. Tapi tidak ada konsekuensi bahwa itu jadi vonis najis,"

"Karena menurut logika ijtihad redaksi yang dipakai nabi wadah dan jilat," pungkas Gus Baha.***

Editor: Indira Murti

Tags

Terkini

Terpopuler