Gus Baha Jelaskan Kaedah Kebenaran Tidak Boleh Ditinggalkan Hanya karena Adanya Banyak Kebatilan

21 November 2021, 08:05 WIB
Gus Baha Jelaskan Kaedah Kebenaran Tidak Boleh Ditinggalkan Hanya karena Adanya Banyak Kebatilan /Facebook.com / Ngaji Gus Baha'.

 

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha jelaskan suatu kaedah yang mengatakan ‘kebenaran tidak boleh ditinggalkan hanya karena adanya banyak kebatilan’.

Penjelasan tersebut disampaikan Gus Baha di hadapan para jama’ah yang hadir dalam salah satu kesempatan majelis ilmu binaannya.

Gus Baha mengatakan bahwa kaedah tersebut memiliki dasar di dalam Al Qur’an yang mana merupakan pedoman umat Islam.

Baca Juga: Berdoa Seperti ini Tidak Akan Diampuni Dosanya, Gus Baha: Malah Jadi Rugi

Menurut Gus Baha, kaum muslimin tidak akan kehabisan stok memaknai Al Qur’an dan Hadits dengan metode Syeikh Izzuddin bin Abdussalam.

Gus Baha menyampaikan bahwa Syeikh Izzuddin bin Abdussalam merupakan alim yang disebut juga sulthanul ‘ulama atau raja para guru.

“Beliau membuat judul laa yutrakul haqqa liajlil bathil, kebenaran tidak boleh ditinggalkan hanya karena banyak kebathilan,” terang Gus Baha seperti dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Bangkit TV pada 28 Desember 2019.

Kemudian Gus Baha menjelaskan bahwa ternyata Syeikh Izzuddin bin Abdussalam menggunakan dalil salah satu ayat dalam Al Qur’an.

Tetapi sebenarnya banyak yang tidak menyangka bila ayat tersebut dapat dijadikan dasar kaedah ‘laa yutrakul haq liajlil bathil ’.

Gus Bahapun langsung membaca ayat yang dimaksud yaitu QS Al Baqoroh ayat 158 yang berbunyi:

اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا ۗ

Sofa dan Marwa itu hakekatnya adalah bagian dari siar-siar Allah SWT, maka barang siapa yang haji dan umrah tidak apa-apa towaf.

Baca Juga: Gus Baha Ceritakan Kisah Nyata, Ia Sering Ditegur Istrinya Karena Melakukan Hal ini pada Anaknya

Gus Baha menegaskan Allah SWT menggunakan kata tidak apa-apa (فَلَا جُنَاحَ) terus saja towaf di antara Sofa dan Marwa.

Memang bahasa yang Allah SWT gunakan dan disebutkan di dalam Al Qur’an yaitu dengan kata towaf namun maknanya yaitu sa’i.

Sesuai penjelasan Syeikh Izzuddin bin Abdussalam sebenarnya dahulu itu di Sofa ada berhala bernama Isab sedangkan di Marwa Naila.

Kedua berhala tersebut disembah oleh orang-orang jahiliyah, sehingga kaum muslimin yang beriman merasa risih beribadah di sekitarnya.

“Karena ada berhala mereka merasa risih kalau ibadah ritual tauhid di situ, tapi kata Allah SWT teruskan saja kamu towaf atau sa’i di situ,” jelas Gus Baha.

Kesimpulannya yaitu kebenaran tetap saja diperintahkan, meskipun ada kebathilan di sekitarnya itulah maksud kaedah tersebut.***

Editor: Encep Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler