Apakah Bekas Sujud dan Wudhu Itu Terlihat di Dunia?, Begini Penjelasannya Menurut Gus Baha

27 Desember 2021, 15:50 WIB
Apakah Bekas Sujud dan Wudhu Itu Terlihat di Dunia? Begini Penjelasannya Menurut Gus Baha /Tngkap layar/Instagram @ngajigusbaha

 

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha bahas tentang bekas atau yang di dalam bahasa agama disebut atsar sujud dan wudhu.

Gus Baha memulai pembahasan dari pujian Allah SWT kepada para sahabat Rasulullah SAW, tentu manusia lebih berhak.

Maksud Gus Baha manusia lebih berhak untuk mencintai dan memuji sahabat Rasulullah SAW, dengan ungkapan baik.

Baca Juga: Janji Allah SWT pada Orang yang Ibadah Asalkan Penuhi 1 Syarat ini, Gus Baha: Betapa Baiknya

Gus Baha menyebutkan sahabat Rasulullah SAW itu saling mengasihi, berkomitmen seluruh hidupnya untuk ruku dan sujud.

Lalu Gus Baha juga menyatakan bahwa para sahabat Rasulullah SAW itu memiliki atsar (bekas) sujud tersebut.

Tetapi dengan catatan bahwa kata atsar sujud tidak perlu diartikan atau dibahas detail warna dan bentuknya apa?.

Gus Baha mengatakan bahwa setahu dirinya atsar sujud itu terjadi ketika kelak di akhirat, tidak faham dengan makna lain.

Kemudian Gus Baha mengisahkan Rasulullah SAW yang bersabda kepada para sahabatnya bahwa kelak ketika sudah di akhirat.

Rasulullah SAW akan memberikan syafaat kepada para sahabatnya, lalu bertanyalah orang-orang yang menyaksikan ucapannya itu.

Bagaimana cara Rasulullah SAW mengetahui para sahabatnya dari sekian banyak manusia yang ada di seluruh dunia nantinya?.

Rasulullah SAW menjawab dengan permisalan andaikan seseorang memiliki onta dengan tanda tertentu misal di jidadnya.

Atau di kaki dan bisa di bagian tubuh lainnya, maka dapatkan orang tersebut mengenali ontanya tersebut?.

Maka sahabat Rasulullah SAW saat itu menjawab bisa, dengan cara melihat tanda khas yang ada di bagian tubuh ontanya.

Maka Rasulullah SAW menjelaskan bahwa kelak di akhirat umatku wajahnya bersinar, tangan kakinya juga sama akan bercahaya.

“Jadi atsar itu saya pastikan secara riwayat di akhirat,” jelas Gus Baha seperti dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Santri Kalong Virtual pada 10 Juni 2020.

Namun menurut Gus Baha jika ada yang memaknai bahwa atsar tersebu akan terjadi di dunia silahkan saja.

Hal tersebut menjadi ekspresi percepatan, menurut Gus Baha itu tidak mengapa dari pada tidak jelas posisinya.

Gus Baha melanjutkan kajiannya dan sampai di pembahasan hisab di akhirat kelak menurutnya cukup hanya dalam 3 jam saja.

Itu disebabkan di dalam hadits disebutkan hisab itu rub’un nahar atau seperempat siang, jika siang itu ada 12 jam maka setengahnya 6.

Lalu berarti seperempatnya yaitu 3 jam. Nah ketika di padang Mahsyar itu akan terjadi seperti yang disebutkan di Al Qur’an.

يَّوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَّتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ ۚ

Artinya: pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. (QS. Ali Imran 106).

Baca Juga: Orang Saleh itu Harus Kaya, Kenapa? Gus Baha: Kalau Pakai Logika Harta itu Fitnah

Sehingga di padang mahsyar kelak yang kafir wajah dan tubuhnya semua gelap, sedangkan yang beriman putih terang.

Selanjutnya pergerakan orang-orang kebetulan yang putih terang ke arah kanan, sedangkan yang gelap menuju kiri.

Maka dari itu Gus Baha menganjurkan jangan sampai ada di antara kaum muslimin yang mendapat warna kelap kelip tidka jelas.

Terangnya harus jelas min atsar wudhunya, bila perlu dari sekarang bisa menembus langit sedari sekarang.

Makanya sebenarnya orang beriman selalu memohon nur (cahaya) di depan, belakang, bawah, atas, kanan, dan kiri.

Masih ditambah dengan doa yang diajarkan seperti di dalam Al Qur’an, Robanaa atmim lanaa nuronaa.

Artinya ‘Ya Allah sempurnakanlah sinar cahaya bagi kami’, Gus Baha bertanya kenapa demikian?, karena khawatir masih kurang.

Sebab bila karena jika hanya karena wudhu bagian kaki saja, di antara milyaran orang tentu sulit menyeleksinya.

Tetapi jika nur cahayanya sampai menembus langit, malaikat akan segera mengethaui dan seakan bertanya siapa orang itu?.

Maka dari itu Gus Baha menganjurkan agar menjadi alim dan hafal Al Qur’an sehingga nur atau cahayanya langsung memancar.

Sebab menurut Gus Baha, kelak identivikasi malaikat berdasarkan cahaya, yang ada berarti ashabul yamin atau kanan.

Sedangkan yang tidak terdapat cahayanya berarti bagian lain, Gus Baha menduga bahwa bagi yang sinarnya tidak jelas maka dianggap sama.

Apalagi yang ketika berwudhunya hanya menyentuh rambut bagian depan hanya sedikit saja karena mengikuti mazhab syafi’i.

Gus Bahapun mengajurkan agar walaupun dimaklumi, berusahalah dengan maksimal agar menyempurnakan ke seluruh bagian rambut.

Hal tersebut diharapkan akan menambah cahaya semakin jelas dan bukan tidak tampak yang akan menyusahkan.

Sesuai ayat yang dibahas Gus Baha bahwa setelah itupun ahli maksiat langsung diposisikan ke bagian orang-orang tidak becahaya.

Selanjutnya akan muncul pintu di arah kanan yang sudah pasti menuju surga dan kiri berbelok ke wilayah neraka.

Masalahnya adalah yang memiliki cahaya tidak jelas, inilah yang agak sulit makanya harus berdoa ‘Rabbana atmim lana nuranaa’.

Baca Juga: Apakah Masih Bisa Mengerjakan Sholat Subuh Kesiangan Jam 6 Pagi? Begini Penjelasan Gus Baha

Lalu juga selalu membaca doa seperti yang Rasullah SAW ajarkan:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَفِي بَصَرِي نُورًا، وَفِي سَمْعِي نُورًا، وَعَنْ يَمِينِي نُورًا، وَعَنْ يَسَارِي نُورًا، وَفَوْقِي نُورًا، وَتَحْتِي نُورًا، وَأَمَامِي نُورًا، وَخَلْفِي نُورًا، وَاجْعَلْ لِي نُورًا.

“Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di penglihatanku, cahaya di pendengaranku, cahaya dari sebelah kananku, cahaya dari sebelah kiriku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya dari depanku, cahaya dari belakangku. Dan berilah aku cahaya.”

Gus Baha mengaku sering juga membaca doa tersebtu di atas, karena khawatir bahwa cahayanya kurang kelak di akhirat.

Bedakan juga antara wudhu untuk sholat wajib dan sunah, untuk membedakan hukumnya. Termasuk ada kisah Abu Bakar yang marah soal ini.

Bedanyak Abu Bakar marah soal puasa sunah yang sudah diperlakukan sama dengan saat yang wajib di bulan Ramadhan.***

Editor: Ina Herlina

Tags

Terkini

Terpopuler