3 Tips Menghadapi Krisis Kesehatan Menurut Ibnu Sina, Selengkapnya!

20 April 2020, 06:00 WIB
ILUSTRASI Ibnu Sina /NU Online/.*/NU Online

MANTRA SUKABUMI – Dalam dunia kesehatan, ada satu teori yang sangat terkenal dari Barat hingga ke Timur, yaitu “sesungguhnya sakit tidak selalu disebakan oleh lemahnya fisik saja, akan tetapi kondisi kejiwaan yang lemah bisa jadi penyebab juga.”

Teori tersebut dikemukakan oleh seorang ulama terkenal sekaligus seorang ahli di bidang kedokteran kelahiran Bukhara Uzbekistan tahun 980 M. Tokoh itu bernama Abu ʿAli al-Ḥusayn ibn ʿAbdillah ibn Sina yang lebih dikenal dan mahsyur dengan nama “Ibnu Sina” yang bergelar Bapak Kedokteran dunia.

Baca Juga: Simak, 3 Golongan yang Doanya Tidak Allah Tolak, Siapa Mereka?

Beliau di dunia Barat dikenal dengan nama lain, yaitu ‘Avicenna.’   Teori yang beliau kemukakan setidaknya memberikan dampak positif terhadap teori yang telah mapan sebelumnya, yakni bahwa kesehatan jiwa itu bergantung pada kesehatan badan. Mens sana in corpore sano,” itu dalam bahasa Latinnya, artinya: “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.”

Dalam bahasa Arab teori itu berbunyi:


العقل السليم في الجسم السليم  

Artinya: “Akal yang sehat terdapat dalan badan yang sehat.”

Baca Juga: Nasihat Aa Gym Untuk Jiwa Berkesusahan Akibat Corona

Di tengah ancaman pandemi virus Corona (COVID-19) saat ini yang terjadi di seluruh dunia, banyak sekali orang mengalami cemas dan tidak sedikit yang mengalami kepanikan (panic buyying).

Keadaan tersebut dapat memicu daya tahan tubuh seseorang menurun, sehingga rentan terhadap serangan penyakit, virus Corona ini misalnya.

Melihat hal tersebut, Ibnu Sina menganjurkan 3 tips untuk menjaga diri kita agar tetap sehat jasmani maupun rohani, atau segera sembuh dari sakit. Sebagaimana dijelaskan dalam kitabnya berjudul ‘Isy Allahzah (Athlas lin Nashri wal Intaji wal I’lamiy , 2015, Cet.I, halaman 161) sebagai berikut:

  1. الوهم نصف الداء (Kepanikan adalah separuh penyakit)

Kepanikan timbul akibat kurangnya edukasi dalam menyaring sebuah informasi. Di saat krisis seperti ini karena adanya ancaman pandemi virus Corona yang mewabah ke seluruh penjuru dunia, banyak informasi yang tidak relefan sehingga menimbulkan kepanikan.

Maka dari itu, harus menjaga diri agar tidak panik itu perlu dilakukan dengan berbagai pendekatan seperti pendekatan teologis dan pendekatan ilmiah rasional.

Agama mengajarkan bahwa dalam menghadapi ini antara Aqidah dan Syariah harus bersinergi, supaya kita dalam mengambil sikap menghadapi wabah ini tidak dengan rasa panik. Berfikir positif, dan selalu yakin bahwa Allah subhanahu wata’ala melindungi kita.

Baca Juga: Pasien Positif Corona di Kabupaten Sukabumi Bertambah 1 Orang

  1. والاطمئنان نصف الدواء (Ketenangan adalah separuh obat)

Ibnu Sina menegaskan bahwa perlunya orang memiliki ketenangan jiwa baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Dalam keadaan sehat orang yang memiliki ketenangan jiwa yang membawanya terhindar dari berbagai-penyakit jasmani maupun rohani.

Sebab ketenangan merupakan sebuah benteng, sehingga memiliki imunitas yang kuat. Al-Quran mengingatkan salah satu kunci ketengan adalah dengan berdzikir kepada Allah. Berdzikir akan menghasilkan ketenangan batin yang kokoh.

sebagaiamana firman Allah berikut ini:  

 أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ  

Artinya: Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS Ar-Ra’d: 28).

Jika seorang hamba yang senantiasa mengigat Allah dalam arti yang sebenarnya, maka tentulah memiliki ketenangan yang sangat luar biasa. Sebab dia sudah meyakini bahwa Allah selalu bersamanya.

Baca Juga: Check Point Covid-19, 1.497 Orang Masuk ke Sukabumi dari Banten

  1. والصبر أول خطوات الشفاء (Kesabaran adalah awal dari kesembuhan)

Kesabaran itu ibarat jamu-jamu, rasanya yang pahit tetapi berkhasiat bagus bagi kesehatan. Begitu juga buah hasil dari kesabaran adalah manis.

Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam pepatah Arab yang berbunyi:

   الصبر كالدواء المر مذاقه سيء ولكن نتائجه جميلة  

Artinya: “Sabar itu seperti obat pahit yang tidak enak rasanya, tetapi hasilnya indah.”  

Baca Juga: Ditengah Pandemi Corona, Warga Tetap Serbu Pantai Citepus Tangkap Impun

Dalam menghadapi wabah virus Corona ini harus dengan penuh kesabaran. Meskipun tidak sedikit imbas dari semua ini berbagai sektor menjadi tidak stabil, misalnya tentang perekonomian.

Tidak sedikit yang kehilangan mata pencaharian akibat wabah ini, dan tidak sedikit pula orang yang terjangkit oleh virus Corona ini.

Orang yang kehilangan pekerjaan, harus sabar dalam menghadapi ini, sebab Allah tidak akan memutus rezeky seseorang selagi ia hidup dan berusaha.

Demikian pula yang sakit terinfeksi virus Corona ini, ia pun harus sabar menerima sakitnya dan harus menyakini bahwa Allah sedang mengujinya dengan tetap terus berdoa memohon kesembuhan kepada-Nya.

Baca Juga: Simak, 4 Olahan Minuman Tradisional Untuk Tingkatkan Sistem Imun

Itulah uraian singkat tiga tips dari Ibnu Sina yang kesemuanya merupakan ikhtiar spiritual. Semua ini sangatlah penting, sebab persoalan penyakit seperti virus Corona ini tidak cukup hanya dilihat dari perspektif material saja, tetapi juga harus melibatkan perspektif spiritual.

Faktanya manusia terdiri dari dua unsur, yakni jasmani dan ruhani. Ikhtiar jasmani harus tetap dijalani, begitupun ikhtiar ruhani dengan menguatkan sisi aqidah (qadha dan takdir) harus makin ditingkatkan.

Dari sisi akhlak (tawakal) dan sisi syari’at (sabar melaksanakan ikhtiar dan doa) juga jangan sampai terlupakan. Semoga Allah segera mencabut kembali wabah virus Corona dari muka bumi ini, khususnya dari Negeri tercinta kita Indonesia. Amin ya rabbal alamin.

Wallahu a’lam.

Editor: Encep Faiz

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id

Tags

Terkini

Terpopuler