Mudik di Tengah Pandemi Covid-19, Bolehkah dalam Islam?

23 April 2020, 10:44 WIB
Imbauan larangan mudik akibat virus corona atau COVID-19 di Sidoarjo. /- Foto: ANTARA/HO-Polresta Sidoarjo/am.

 

MANTRA SUKABUMI - Hari ini kita diramaikan dengan diskusi boleh tidaknya mudik dilaksanakan.

Hal ini berangkat dari kebijakan pemerintah Indonesia yang melarang mudik untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Pasalnya, sampai hari ini penyebaran virus makin meluas dengan jumlah data terinfeksi terus mengalami peningkatan.

Dengan dilarang kebijakan mudik, terutama menjelang Lebaran yang biasanya diramaikan dengan berita tentang kegiatan mudik, setidaknya penyebaran virus dapat dihindari.

Dalam ajaran Islam, sejatinya tidak ada satu perintahpun baik dari Alquran maupun Alhadis yang tegas memerintahkan mudik.

Baca Juga: SE Bupati Sukabumi Jelang Ramadan, Sahur di Rumah, THR Berikan Seminggu Sebelum Lebaran

Kebiasaan kita setelah menjalankan ibadah Ramadhan harus melakukan acara silaturahmi dan maaf-maafan sejatinya bisa bisa dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan dan kondisi. Tidak terjebak pada moment tertentu.

Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah melakukan silaturrahmi“.

Memang, tradisi mudik tidak ada kaitannya secara langsung dalam ajaran Islam, Namun mudik menjadi tradisi dan merupakan sebuah kearifan yang telah mendarah daging pada masyarakat kita.

Baca Juga: Benarkah Pulang Kampung dan Mudik Berbeda? Simak Penjelasannya

Masyarakat menjadikan libur Idul Fitri yang cukup panjang untuk pulang kampung halaman, bertemu kedua orang tua, keluarga, sanak famili, dan teman kerabat.

Hal ini tentu berdampak baik, karena dapat mempererat tali silahurahmi, berbagi suka dan duka, saling memberikan semangat dan motivasi untuk mengisi hari-hari di kehidupan baru di bulan Syawal mendatang.

Dalam Islam menjalin silahturahmi sangat dianjurkan. Alquran maupun Sunah menganjurkan kita untuk memperkuat silaturahmi.

Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisa :1 ;

"Dan bertakwalah kepada Allah, yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturrahmi.

Baca Juga: Jokowi Bilang Pulang Kampung dan Mudik Beda, Netizen: dahlah kek gitu aja ribet

Dari Anas bin Malik Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah melakukan silaturrahmi. (HR Muslim).

Walaupun mudik tidak ada secara langsung dianjurkan dalam Islam, tak ada salahnya kita laksanakan bila ada kesempatan dan kemampuan. Tidak harus menunggu moment Idul Fitri. Mmenjalin silaturahmi bisa lakukan kapan dan dimana saja.

Dalam kondisi pandemi  covid-19, idealnya ketika akan melakukan mudik maka yang paling pertama harus diperhatikan adalah kesehatan diri. Memaksakan diri untuk mudik di saat sakit tentu sangat tidak ideal karena akan memperburuk diri sendiri.

Demikian halnya kesehatan lingkungan juga harus dipertimbangkan, mengingat kita hidup bersosial dengan orang lain. Interaksi kita jangan sampai menimbulkan bencana dengan saling menularkan penyakit. Sungguh sangat membahayakan.

Baca Juga: Imbas Mudik Dilarang, Perusahaan Bus Menjerit di Ambang Kebangkrutan

Islam mengutamakan kemaslahatan. Kaidah ushu fiqh menegaskan menghindari kemudharatan lebih diutamakan dari pada nilai kemaslahatan.

Jangan memaksakan diri untuk melakukan mudik demi kepentingan pribadi, tetapi sesungguhnya dapat mengorbankan orang lain. Semoga kita diberi kesehatan lahir bathin, dan pandemi covid-19 cepat berakhir.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Tim Mantra Sukabumi

Tags

Terkini

Terpopuler