Isi Kandungan Surat Al Maun Ayat 1-7, Allah SWT Tunjukan pada Rasulullah SAW ini Ciri Orang Mendustakan Agama

16 Mei 2022, 11:05 WIB
Isi kandungan surat Al Maun atau Al Yatim yang tergolong ke dalam surat Makiyyah menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang mendustakan agama /pexels.com/Tayeb MEZAHIDA

 

MANTRA SUKABUMI - Surat Al Maun atau Al Yatim merupakan surat pendek dalam Alquran yakni surat ke 107.

Menurut jumhur ulama, surat Al Maun termasuk kedalam golongan surat Makiyyah diturunkan di kota Makkah.

Sebagian pokok isi kandungan daripada surat Al Maun adalah Allah SWT mengabarkan kepada Rasulullah SAW tentang ciri-ciri orang yang mendustakan agama.

Baca Juga: Isi Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 275, Tentang Hukuman yang Dirasakan Para Pemakan Riba pada Hari Kiamat

Didalam surat Al Maun Allah SWT mencela dan memastikan kecelakaan bagi orang-orang yang mendustakan agama.

Dan bahkan Allah SWT mencela kepada orang-orang yang melalaikan sholatnya.

Yang dimaksud orang tersebut adalah mereka yang mengerjakan sholat karena ingin dipuji dan tak ingin menolong orang lain.

Didalam surat Al Maun Allah SWT mengabarkan bahwa dia (Allah) menyukai orang yang suka membantu anak-anak yatim.

Dan pun sebakiknya, Allah tidak suka kepada orang-orang yang menghardik anak yatim.

Agama Islam mengajarkan hubungan baik kepada Allah melalui ibadah yang ikhlas dan mengajarkan hubungan baik kepada sesama manusia.

Yakni dengan membantu orang lain dan menolong yang lemah; termasuk menyantuni anak-anak yatim dan memberi makanan orang-orang miskin.

Adapun makna atau tafsir surat Al Maun sebagaimana dirangkum mantrasukabumi.com dari quran.kemenag.go.id adalah sebagai berikut:

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ - ١

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama

Dalam ayat ini, Allah menghadapkan pertanyaan kepada Nabi Muhammad, "Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang dimaksud dengan orang yang mendustakan agama?" Pertanyaan ini dijawab pada ayat-ayat berikut.

Baca Juga: Isi Kandungan Surat Al Araf Ayat 56, Jangan Buat Kerusakan di Bumi dengan Lakukan Syirik dan Maksiat

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ - ٢

Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,

Allah lalu menjelaskan bahwa sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama ialah orang-orang yang menolak dan membentak anak-anak yatim yang datang kepadanya untuk memohon belas-kasihnya demi kebutuhan hidupnya. Penolakannya itu sebagai penghinaan dan takabur terhadap anak-anak yatim itu

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ - ٣

dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

Allah menegaskan lebih lanjut sifat pendusta itu, yaitu dia tidak mengajak orang lain untuk membantu dan memberi makan orang miskin. Bila tidak mau mengajak orang memberi makan dan membantu orang miskin berarti ia tidak melakukannya sama sekali.

Berdasarkan keterangan di atas, bila seorang tidak sanggup membantu orang-orang miskin maka hendaklah ia menganjurkan orang lain agar melakukan usaha yang mulia itu.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ - ٤

Maka celakalah orang yang salat,

Dalam ayat-ayat ini, Allah mengungkapkan satu ancaman yaitu celakalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya, tidak sampai ke hatinya.

Dia lalai dan tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakan oleh anggota tubuhnya. Ia rukuk dan sujud dalam keadaan lalai, ia mengucapkan takbir tetapi tidak menyadari apa yang diucapkannya.

Semua itu adalah hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan semata-mata yang tidak mempengaruhi apa-apa, tidak ubahnya seperti robot. Perilaku tersebut ditujukan kepada orang-orang yang mendustakan agama, yaitu orang munafik.

Ancaman itu tidak ditujukan kepada orang-orang muslim yang awam, tidak mengerti bahasa Arab, dan tidak tahu tentang arti dari apa yang dibacanya. Jadi orang-orang awam yang tidak memahami makna dari apa yang dibacanya dalam salat tidak termasuk orang-orang yang lalai seperti yang disebut dalam ayat ini.

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ - ٥

(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya

Yaitu orang-orang yang lalai terhadap salatnya, di antaranya dengan tidak memenuhi ketentuannya, mengerjakannya di luar waktunya, bermalas-malasan, dan lalai akan tujuan pelaksanaanya.

Baca Juga: Bacaan dan Isi Kandungan Surat Al Fil Ayat 1 Sampai 5 Kehancuran Abrahah dan Pasukan Bergajah

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ - ٦

yang berbuat ria,

Allah selanjutnya menambah penjelasan tentang sifat orang pendusta agama, yaitu mereka melakukan perbuatan-perbuatan lahir hanya semata karena ria, tidak terkesan pada jiwanya untuk meresapi rahasia dan hikmahnya.

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ - ٧

dan enggan (memberikan) bantuan.

Allah menambahkan lagi dalam ayat ini sifat pendusta itu, yaitu mereka tidak mau memberikan barang-barang yang diperlukan oleh orang-orang yang membutuhkannya, sedang barang itu tak pantas ditahan, seperti periuk, kapuk, cangkul, dan lain-lain.

Keadaan orang yang membesarkan agama berbeda dengan keadaan orang yang mendustakan agama, karena yang pertama tampak dalam tata hidupnya yang jujur, adil, kasih sayang, pemurah, dan lain-lain.

Sedangkan sifat pendusta agama ialah ria, curang, aniaya, takabur, kikir, memandang rendah orang lain, tidak mementingkan yang lain kecuali dirinya sendiri, bangga dengan harta dan kedudukan, serta tidak mau mengeluarkan sebahagian dari hartanya, baik untuk keperluan perseorangan maupun untuk masyarakat.***

Editor: Neng Siti Kulsum Ayunengsih

Tags

Terkini

Terpopuler