Jelang 1 Muharram 1444 H, Inilah Arti Bulan Haram Berdasarkan Isi Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 217

26 Juli 2022, 13:40 WIB
Jelang 1 Muharram 1444 H, Inilah Arti Bulan Haram Berdasarkan Isi Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 217 /Freepik.com/Creative_hat

MANTRA SUKABUMI - Berikut inilah arti bulan haram dalam 1 Muharam 1444 H berdasarkan isi kandungan surat Al-Baqarah ayat 217 lengkap tulisan Arab, latin, dan artinya.

Sebagaimana diketahui, peringatan tahun baru 1 Muharam 1444 Hijriyah tahun ini akan jatuh pada hari Sabtu, 30 Juli 2022 dalam kalender Masehi.

Bulan Muharram merupakan satu satu 4 bulan agung (Haram) yang dimuliakan dalam Islam selain Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab.

Baca Juga: Kata-kata Ucapan Selamat Tahun Baru Hijriyah Penuh Makna, Sambut Perayaan 1 Muharram 1444 H

salah satu cara memaknai bulan Muharram ini adalah dengan memahami falsafah yang terkandung di dalamnya.

Adapun langkah untuk menuju falsafah bulan Muharam adalah memahami kandungan ayat-ayat Al-Quran. Salah satu ayat Al-Quran yang menyinggung bulan ini adalah Q.S. Al-Baqarah ayat 217.

Dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber pada Selasa, 26 Juli 2022, surah Al-Baqarah merupakan surah kedua dalam Alquran yang masuk ke dalam golongan surah madaniyah.

Surah ini terdiri dari 286 ayat dan merupakan surah dengan jumlah ayat terbanyak dalam Alquran.

Adapun salah satu ayat dalam Q.S. Al-Baqarah yang menerangkan tentang bulan haram terdapat dalam ayat ke 217, dimana maksud dari haram disini berarti suci atau terlarang,

Maka pada empat (4) bulan tersebut umat islam dilarang berperang, sebab berperang pada bulan-bulan tersebut merupakan dosa besar

يَسْئَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرامِ قِتالٍ فيهِ قُلْ قِتالٌ فيهِ كَبير…

Yas`alụnaka 'anisy-syahril-ḥarāmi qitālin fīh, qul qitālun fīhi kabīr, wa ṣaddun 'an sabīlillāhi wa kufrum bihī wal-masjidil-ḥarāmi wa ikhrāju ahlihī min-hu akbaru 'indallāh, wal-fitnatu akbaru minal-qatl, wa lā yazālụna yuqātilụnakum ḥattā yaruddụkum 'an dīnikum inistaṭā'ụ, wa may yartadid mingkum 'an dīnihī fa yamut wa huwa kāfirun fa ulā`ika ḥabiṭat a'māluhum fid-dun-yā wal-ākhirah, wa ulā`ika aṣ-ḥābun-nār, hum fīhā khālidụn

“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar…” (Q.S. al-Baqarah/ 2: 217).

Biasanya sebuah peperangan memakan waktu yang cukup lama. Terdapatnya waktu/ beberapa bulan diharamkannya berperang dan dilarangnya mengangkat senjata menjadi sebuah media tersendiri untuk saling berdamai.

Waktu-waktu tersebut dapat dipergunakan untuk berfikir akan beragam maslahat dalam perdamaian. Jadi, dari sini dipahami bahwa spirit ajaran islam adalah perdamaian, bukan peperangan.

Peperangan bukan hukum asal dari Islam. Peperangan hanya dipergunakan untuk mempertahankan dan menjaga prinsip-prinsip Islam itu sendiri. Islam yang seakar dengan as-salam, yang berarti perdamaian.

Selain itu, waktu-waktu tersebut juga dapat dipergunakan oleh masing-masing pihak, khususnya barisan umat Islam untuk merencanakan ulang politik, memperkuat ekonomi, militer dan budayanya. Hal-hal semacam ini tidak diperkenankan untuk diluputkan.

Meluputkan hal-hal tersebut akan membuat musuh semakin kuat, sehingga bersikap zhalim dan sewenang-wenang terhadap kaum muslim.

Pesan penting lainnya dalam ayat ini adalah larangan berbuat zhalim, baik secara umum maupun khusus. Secara umum, kita dilarang berbuat zhalim dan melakukan dosa.

Baca Juga: 30 Twibbon Tahun Baru Islam 2022 1 Muharram 1444 Hijriah, Desain Bingkai Foto Menarik Lengkap Cara Penggunaan

Sedangkan secara khusus, kezhaliman dalam ayat tersebut adalah berperang dalam bulan-bulan yang diharamkan tersebut. Akan tetapi, jika musuh/ orang kafir melampaui batas dan menyerang umat muslim dalam bulan-bulan ini, maka umat muslim harus mempertahankan diri dan menyerang mereka,

“dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya”.

Sehingga dengan demikian, ketaatan kita pada ketentuan Ilahi semacam ini merupakan implementasi dari takwa, “dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”.

Jadi, bulan Muharam mengandung falsafah perdamaian. Ia mengajarkan kita akan ketakwaan dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang melampaui batas.

Ia juga mengajarkan kita agar tidak berbuat zhalim. Kezhaliman dalam lingkup terkecil adalah berbuat dosa dan menganiaya diri sendiri.

Sedangkan dalam cakupan yang lebih luas, menzhalimi orang lain, masyarakat, bangsa dan negara. 

Demikianlah arti bulan haram dalam 1 Muharam 1444 H berdasarkan isi kandungan surat Al-Baqarah ayat 217 lengkap tulisan Arab, latin, dan artinya. Semoga bermanfaat.***

Editor: Nahrudin

Tags

Terkini

Terpopuler