Sanad Keilmuan Gus Baha dan Cak Nun, Sabrang Menjelaskan

13 Agustus 2020, 21:50 WIB
Gus Baha.* /Tangkapan Layar YouTube /

MANTRA SUKABUMI - Otak manusia itu, semakin modern jadi makin kompleks untuk bisa memahami sesuatu.

Dalam hal ini Sabrang Mowo Damar Panuluh menyampaikan, bagaimana cara mengambil suatu ilmu yang di contohkan Cak Nun dan Gus Baha.

Seperti dikutip mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Arek Maiyah 19 Maret 2020. Berikut ini ulasannya.

Baca Juga: Sambut HUT Kemerdekaan RI ke-75, Berikut 4 Daerah dengan Tradisi Uniknya

“Makanya gini kalau sanad yang diajarkan Gus Baha adalah sanad ilmu tentang pemahaman islam dari orang-orang dulu. Sangat penting karena kita harus belajar dari mereka”, kata Sabrang.

Lalu ia lanjutkan “Tapi tidak semua orang punya akses itu. Kadang-kadang ada orang lahirnya di kota, tidak pernah belajar seperti itu, setengah mati dia,” katanya.

“Ada satu sanad yang penting dalam hidupnya juga, yaitu sanad pengalaman. Semua pangalaman dalam hidupmu yang terjadi itu pasti atas izin Allah”, lanjutnya.

Baca Juga: Mantan Anggota AOA Mina, Tolak Investigasi Polisi soal Tuduhan Penindasan yang Menimpanya

“Kalau Allah tidak mengizinkan tidak mungkin kamu mengalami sesuatu, itu yang simbah ngomong (Cak Nun) tentang kedaulatan”, katanya.

Kemudian melanjutkan ucapannya “Sanad pengalamanmu yang diberikan Tuhan jangan kau lupakan, karena pangalaman itu ilmu langsung dari Tuhan kalau kamu bisa menggali ilmunya di situ,” tegasnya.

“Semua konstruksi ilmu pasti ada aksiomanya (dasarnya) dimana?”, tanya Sabrang.

“Gus Baha mengajak agar kamu tidak hidup sendiri dari pengalamanmu saja, kamu belajar dari masa lalu juga, diolah dipaskan sama jaman sekarang, seperti apa?”, lanjutnya.

Baca Juga: Jerinx SID Resmi Ditahan, Video Napi Rutan Polda Bali Sambut Kedatangannya Viral

“Karena tidak semua teraplikasi, lagi-lagi ada ilmu, ada penerjemahan juga. Maksudnya ketika ilmu kita mendengar, membaca, kita punya potensi salah reinterpretasi, sehingga kita harus membaca banyak.”

“Ada sesuatu yang kita sangat fahami, yaitu pengalaman kita dari kecil. Kita mengalami banyak hal, itu juga bisa dijadikan dasar kita kearah mana?, karena kita tahu, sudah mengalami, benar-benar otentik”,

“Kalau kamu tidak melakukan kamu tidak memahami ilmunya hanya tahu ilmunya. Jadi dua-duanya sama-sama penting”, katanya.

Baca Juga: Menghadapi Musim Pancaroba, Berikut Tips Gaya Hidup di Musim Pancaroba

“Yang punya akses pelajari sebanyak-banyaknya, yang susah aksesnya pelajari hidupmu sesungguh-sungguhnya!”, tegasnya

“Karena siapa pun, ditengah hutan atau ditengah perpustakaan sama-sama punya kesempatan untuk sampai ke Tuhan asal dia otentik dengan dirinya kenal kepada Tuhannya.”**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: YouTube Arek Maiyah

Tags

Terkini

Terpopuler