Kata Mbah Moen Inilah Prinsip yang Harus Dipegang Oleh Guru atau Pengajar agar Dapat Berkah

1 Februari 2024, 07:00 WIB
Kata Mbah Moen Inilah Prinsip yang Harus Dipegang Oleh Guru atau Pengajar agar Dapat Berkah /Instagram

MANTRA SUKABUMI - KH Maimun Zubair atau Mbah Moen seorang tokoh bijak di sebuah desa terpencil, telah menjadi pilar kebijaksanaan bagi seluruh masyarakatnya.

Dengan usia yang telah melampaui angka seratus tahun, Mbah Moen dikenal sebagai sosok yang tidak hanya bijak, tetapi juga memiliki pengetahuan mendalam mengenai nilai-nilai kehidupan.

Pendidikan menurut Mbah Moen bukanlah sekadar proses memasukkan pengetahuan ke dalam pikiran, tetapi lebih kepada pembentukan karakter dan kebijaksanaan hidup. Ia sering berkata, "Pendidikan sejati terletak pada cara kita menyikapi kehidupan dan orang-orang di sekitar kita."

Baca Juga: Cek Jenis Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara di Dalam dan di Luar Kotak Suara KPPS Pemilu 2024

Mbah Moen juga menjadi penasehat setia bagi para guru di sekolah desa. Ia percaya bahwa pendidikan formal harus diimbangi dengan ajaran nilai-nilai moral. "Guru bukan hanya memberi tahu anak-anak apa yang harus dipikirkan, tetapi juga bagaimana mereka harus hidup sebagai manusia yang baik," ucapnya.

Berikut ini adalah beberapa pesan dari almarhum KH Maimun Zubair atau Mbah Moen untuk para guru, dosen, dan tenaga pengajar:

1. Para guru tidak seharusnya mengandalkan pendapatan dari mengajar saja. Mbah Moen menyarankan agar para guru memiliki usaha sampingan.

2. Seorang guru cukup dengan memiliki tujuan utama menyampaikan ilmu dan mendidik dengan baik4. Menurut Mbah Moen, seorang guru tidak perlu memiliki niat untuk membuat orang lain menjadi pintar.

3. Menjadi guru dan tenaga pengajar, termasuk dosen, memang bukan tugas yang mudah. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran yang luar biasa.

Namun, secara umum, prinsip-prinsip yang dipegang oleh guru atau pengajar untuk mendapatkan berkah dalam profesi pendidikan dapat mencakup hal-hal berikut:

1. Kesungguhan dan Dedikasi:
Guru yang sungguh-sungguh dan berdedikasi terhadap tugasnya memiliki peluang besar untuk mendapatkan berkah dalam memberikan ilmu dan pengalaman kepada siswa.

2. Niat Tulus:
Menekankan niat yang tulus dalam memberikan bimbingan dan pendidikan kepada siswa, tanpa pamrih dan dengan tujuan untuk memberikan dampak positif bagi perkembangan mereka.

3. Pemahaman terhadap Siswa:
Memiliki pemahaman yang baik terhadap karakter dan kebutuhan individu siswa, sehingga proses belajar mengajar dapat disesuaikan untuk mendukung perkembangan mereka.

4. Profesionalisme:
Menjalankan tugas dengan profesionalisme tinggi, termasuk keterlibatan dalam pengembangan diri, pembaruan kurikulum, dan partisipasi dalam kegiatan yang mendukung kemajuan pendidikan.

5. Keteladanan:
Menjadi contoh yang baik bagi siswa, baik dalam hal akhlak, etika, maupun sikap kerja keras. Guru yang menjadi teladan dapat memberikan dampak yang positif pada perkembangan karakter siswa.

Baca Juga: Kapan 1 Ramadhan 1425 H?, Ini Penjelasan Muhammadiyah Awal Puasa Tahun 2024 Dilengkapi Doa Sambut Ramadhan

6. Komunikasi yang Efektif:
Membangun komunikasi yang baik dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja. Komunikasi yang efektif memfasilitasi pemahaman yang lebih baik dan kerja sama yang lebih baik.

7. Peningkatan Kemampuan Mengajar:
Terus meningkatkan keterampilan mengajar dan memperbarui pengetahuan tentang metode-metode terkini dalam pendidikan.

8. Kepekaan terhadap Kebutuhan Khusus:
Memahami dan merespons kebutuhan khusus siswa, termasuk mereka yang memiliki tantangan belajar atau kebutuhan khusus lainnya.

9. Ketekunan dan Kesabaran:
Bersabar dalam menghadapi tantangan dan kesulitan, serta tetap tekun dalam memberikan bimbingan kepada siswa.

10. Berkomunikasi dengan Rasa Syukur:
Berkomunikasi dengan rasa syukur terhadap kesempatan menjadi pengajar dan kesempatan untuk mempengaruhi positif kehidupan siswa.

Mbah Moen adalah seorang ulama kharismatik dan tokoh bangsa yang sangat dihormati1. Ia lahir di Sarang, Rembang, Jawa Tengah pada 28 Oktober 19281. Dari kecil, Mbah Moen dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan ilmu agama.

Ayahnya, KH Zubair Dahlan, adalah seorang guru yang melahirkan banyak ulama di Indonesia meski tidak memiliki pesantren sendiri.

Mbah Moen mendapatkan bekal pendidikan agama dari sang ayah, Kiai Zubair1. Pada usia 17 tahun, Mbah Moen sudah mampu menghafal kitab Jurumiyah, Imrithi, Alfiyah Ibnu Malik, Matan Jauharatut Tauhid, Sullamul Munauraq, dan Rahabiyyah.

Mbah Moen memiliki pandangan unik tentang pendidikan dan pengajaran. Menurutnya, seorang guru cukup dengan memiliki tujuan utama menyampaikan ilmu dan mendidik dengan baik.

Ia berpendapat bahwa seorang guru tidak perlu memiliki niat untuk membuat orang lain menjadi pintar. Sebaliknya, tugas guru bukan hanya sebatas mengajar (ta’lim), tetapi juga harus bisa mendidik (tarbiyah).

Seorang pendidik dalam menyampaikan ilmu pengetahuan bertanggung jawab secara holistik dan komprehensif meliputi fisik dan psikis (kejiwaan) anak didik.

Pada tahun 1977, Mbah Moen mendirikan Pesantren Putri Al-Anwar. Ia termotivasi untuk mendirikan pesantren setelah melihat kondisi masyarakat sekitar pada saat itu yang belum rutin mengerjakan shalat lima waktu serta minimnya kemampuan mereka dalam membaca Al-Qur’an.

Mbah Moen adalah sosok yang sangat dihormati dan menjadi salah satu ulama rujukan dalam bidang Fikih. Jejak hidupnya penuh keteladanan meniru kekasihnya, Nabi Muhammad SAW. Ia juga tetap aktif mengajar dan banyak menghasilkan karya.

Baca Juga: Diajarkan Rasulullah SAW, Inilah Doa yang Harus Diucapkan pada Pasangan untuk Dapatkan Keberkahan

Mbah Moen meninggalkan pesan yang sangat berharga bagi para guru. Ia menggambarkan bahwa seorang guru yang mendidik karena kelak di antara mereka akan menggandengnya menuju surga.

Nasehat ini memberikan motivasi betapa mulianya seorang guru dalam mendidik. Dengan mendidik akan diberikan kemuliaan kelak di surga karena jerih payahnya dalam mendidik anak menjadi lebih baik.

Ingatlah bahwa prinsip-prinsip ini mungkin berbeda-beda tergantung pada konteks budaya dan pendidikan tertentu.

Prinsip-prinsip tersebut dirancang untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan memberikan dampak yang berarti pada perkembangan siswa..***

Editor: Ina Herlina

Tags

Terkini

Terpopuler