Di tengah banjirnya informasi akibat perkembangan teknologi internet khususnya media sosial, dengan mudah kita jumpai orang yang menghujat, mencaci maki, dan mengeluarkan ujaran kebencian.
Ini bukan hanya dilakukan oleh orang awam yang tidak memahami dan terdidik dengan ilmu agama. Banyak orang yang mengaku ustadz, dan berasal dari keluarga terpandang dengan mudahnya mengumbar kata-kata yang tidak pantas di berbagai momen dan bisa di akses oleh masyarakat umum di mana pun dan kapan pun.
Dengan bangga dan mudahnya orang memberi stempel bahwa apa yang dilakukannya ini sesuai dengan tuntunan agama dan layak diperjuangkan sebagai wujud ibadah menegakkan agama Allah.
Ujaran kebencian dan propaganda selalu menjadi perhiasan mulut dan tingkah lakunya. Padahal jelas, misi Nabi Muhammad diturunkan ke muka bumi ini untuk memperbaiki akhlak manusia.
Baca Juga: Dikawal FPI dan Banser saat Dakwah, Haikal Hassan: Nikmat Tiada Tara
Sebagaimana haditsnya:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَق “
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak mulia.”
Tentu semua ini menyadarkan kita untuk senantiasa mengedepankan akhlak dalam segala aktivitas hubungan kita dengan orang lain.
Jangan sampai ilmu dipentingkan dari pada akhlak karena posisi akhlak berada di atas ilmu.