Zaman Rasul Tidak Ada Shalat Tarawih, Berikut Penjelasan Quraish Shihab Tentang Asal Usul Tarawih

- 13 April 2021, 20:50 WIB
Zaman Rasul Tidak Ada Shalat Tarawih, Berikut Penjelasan Quraish Shihab Tentang Asal Usul Tarawih./
Zaman Rasul Tidak Ada Shalat Tarawih, Berikut Penjelasan Quraish Shihab Tentang Asal Usul Tarawih./ /Antara Foto/Hafidz Mubarak

MANTRA SUKABUMI - Ramadhan telah tiba, selama bulan Ramadhan dikenal oleh ummat Islam ada salah satu shalat malam yang tidak ada di bulan lain selain Ramadhan.

Shalat sunnat malam yang biasa kita sebut tarawih. Tapi sebetulnya istilah shalat tarawih belum ada pada masa Nabi.

Namun praktiknya tetap ada dahulu Nabi menyebutnya shalat malam atau qiyamul lail. Mendirikan malam ramadhan dengan memperbanyak shalat sangat dianjurkan karena dalam hadis disebutkan:

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Bolehkan Shalat Tarawih Dilakukan Selain di Bulan Ramadhan? Simak Penjelasan Berikut

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه

“Barangsiapa bangun (shalat malam) di bulan Ramadan dengan iman dan ihtisab, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah mengerjakan shalat malam beberapa kali di masjid, dan sisanya di rumah. Ini menunjukkan bahwa pengerjaan shalat malam, atau yang sekarang disebut shalat tarawih, sangat fleksibel dan disesuaikan dengan kondisi kita masing-masing.

Shalat tarawih berjamaah di masjid dengan satu imam dilakukan pertama kali pada masa Umar bin Khattab. Menurut Umar, alangkah baik dan bagusnya bila shalat tarawih dilakukan dalam satu masjid dengan satu imam. Untuk mewujudkan ide ini, Umar menunjuk Ubay bin Ka’ab sebagai imam. Dalam hadis riwayat al-Baihaqi dijelaskan jumlah rakaat shalatnya waktu itu dua puluh rakaat.

Baca Juga: Terbaru Survei Kedai Kopi Capres 2024, Ketum Golkar Airlangga Hartarto Urutan Pertama

 Baca Juga: Apresiasi Layanan SIM Online yang Kini Bisa Melalui HP, Ahmad Sahroni: Terobosan yang Inovatif

Menurut Prof. Quraish Shihab menjelaskan istilah tarawih muncul setelah masa Nabi. Ketika shalat malam dilakukan para sahabat di masjid, dan diikuti oleh banyak ulama setelahnya.

Shalat yang mereka lakukan sangat lama, sehingga mereka butuh istirahat setelah selesai salam pada masing-masing shalat. Karena mereka seringkali istirahat pada masing-masing shalat, akhirnya dinamai shalat ini dengan shalat tarawih. dikutip mantrasukabumi.com, dari kanal Youtube, Selasa, 13 April 2021.

Tarawih secara bahasa artinya istirahat. Orang pada masa dulu istirahat sebentar setelah salam sebelum melanjutkan shalat berikutnya.

Dari sejarah dan makna tarawih ini, kita bisa memahami bahwa Nabi Muhammad, Sahabat, dan ulama terdahulu, melakukan shalat malam dalam waktu yang lama. Ini menunjukkan keseriusan mereka dalam mendirikan malam Ramadhan. Saking lama dan melelahkan, mereka istirahat setelah dua atau empat rakaat.

Baca Juga: Bolehkan Shalat Tarawih Dilakukan Selain di Bulan Ramadhan? Simak Penjelasan Berikut

Dari sini bisa dipahami, shalat tarawih yang baik adalah shalat yang lama. Aisyah pernah mengatakan, “Jangan kalian tanya berapa lama shalat Nabi."

Jadi kita tidak perlu mempermasalahkan apakah shalat tarawih yang benar itu 8 atau 20 rakaat. Masing-masing bagus, selama mempertahankan substansi dari shalat malam itu sendiri.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah