MANTRA SUKABUMI – Salah satu amal ibadah penting di bulan Ramadhan adalah ibadah di malam Lailatul Qadar. Untuk mendapat kemuliaan di malam Lailatul Qadar yang sudah menjadi impian setiap orang-orang beriman, dibutuhkan perjuangan dan niat yang ikhlas.
Berbagai upaya dilakukan orang-orang beriman demi mendapat kemuliaan malam Lailatul Qadar, mulai dari i’tikaf di dalam masjid hingga i’tikaf di halaman masjid dengan mendirikan kemah. Waktunya pun dihitung, ada yang rela i’tikaf sepanjang malam di bulan Ramadhan, ada juga hanya di malam-malam tertentu saja.
Kegiatan ibadah i’tikaf di tenda-tenda demi meraih kemuliaan di malam Lailatul Qadar berawal sejak zaman Rasulullah Saw., dimana empat istri Beliau mendirikan tenda masing-masing di halaman Masjid Nabawi.
Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian
Dilansir mantrasukabumi.com dari tulisan Ahmad Rofi’ Usmani yang diterbitkan oleh Mizan tahun 2005 dengan judul ‘Teladan Indah Rasulullah dalam Beribadah’ bagian Kisah-Kisah seputar Puasa.
Begitu bulan Ramadhan tiba, Rasulullah Saw. selalu melakukan i’tikaf, berdiam diri di masjid dengan niat beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt., terutama pada sepuluh hari dan malam terakhir Ramadhan.
Malah, dapat dikatakan pada hari-hari itu beliau begitu intens beribadah kepada Allah Swt., melebihi hari-hari lain. I’tikaf tersebut Beliau lakukan berkaitan dengan datangnya Lailatul Qadar, yaitu malam kemuliaan atau disebut juga “Malam Seribu Bulan”.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran, ibadah pada malam Lailatul Qadar dinilai lebih baik daripada ibadah selama seribu bulan.