Contoh Teks Khutbah Jumat Bulan Syawal, Tema: Istiqamah Beribadah Setelah Ramadhan

- 13 Mei 2021, 20:26 WIB
Ilustrasi khutbah Idul Fitri di rumah.
Ilustrasi khutbah Idul Fitri di rumah. /Pexels/The_MrDan

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ ﴿٧﴾ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب ﴿٨﴾

Dalam surat Al-Insyirah ini Allah mengatakan:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ ﴿٧﴾

“Apabila kamu telah selesai, maka berdirilah.” (QS. Al-Insyirah[94]: 7)

Menjadi pendapat para ulama, di mana para ulama tafsir ketika menafsirkan ini ada dua pendapat:

Pendapat yang pertama mengatakan bahwa artinya apabila kamu telah selesai melaksanakan urusan dunia kamu berupa mencari nafkah ataupun yang lainnya, maka berdirilah untuk akhiratmu, segeralah kamu lakukan kehidupan akhiratmu. Ini Allah merupakan perkara yang Allah perintahkan. Apabila kita telah mencari dunia, kemudian setelah itu kita segeralah mencari akhirat kita.

Sementara pendapat yang kedua dari pendapat para ulama mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini artinya apabila kamu telah selesai beribadah, maka segeralah kamu bersiap-siap menuju ibadah berikutnya. Karena kehidupan manusia hendaknya tidak lepas dari ibadah dan ibadah. Apabila kita telah selesai shalat lima waktu misalnya, segera kita berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah selesai berdzikir segera kita berpindah dari satu ibadah kepada ibadah berikutnya.

Setelah kita selesai bulan Ramadhan, kita melaksanakan puasa sebulan penuh, segera kita pun melaksanakan puasa berikutnya yaitu puasa Syawal dan amalan-amalan shalih yang lainnya. Dan ini adalah pendapat kebanyakan para ulama tafsir. Dan dua pendapat tersebut sebetulnya tidak bertentangan sama sekali. Karena orang yang mencari dunia tiada lain adalah untuk mencari kehidupan akhirat apabila ia niatkan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.

 Baca Juga: Tidak Sekedar Tradisi, Ternyata Menikah di Bulan Syawal Ada Tuntunan dari Rasulullah SAW, Simak Penjelasannya

Seseorang yang mencari nafkah, kalau ia tujuannya adalah untuk mencari nafkah yang Allah wajibkan kepada dia, untuk menafkahi anak dan istrinya maka itu menjadi pahala di sisi allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang yang melakukan perbuatan yang sifatnya duniawi, apabila itu memang tujuannya karena Allah, di jalan Allah dan sesuai dengan syariat Allah, maka itu bernilai ibadah di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Halaman:

Editor: Robi Maulana

Sumber: radiorodja


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah