Sesuatu itu dihasilkan dari yang haram baik yang haram dalam dzatiyahnya atau proses mendapatkanya hal ini lah yang menjadi terhalangnya doa kita terkabul, sesuai dengan Hadist Nabi Muhammad SAW:
ثُمَّذَكَرَالرَّجُلَيُطِيلُالسَّفَرَأَشْعَثَأَغْبَرَيَمُدُّيَدَيْهِإِلَىالسَّمَاءِيَارَبِّيَارَبِّوَمَطْعَمُهُحَرَامٌوَمَشْرَبُهُحَرَامٌوَمَلْبَسُهُحَرَامٌوَغُذِيَبِالْحَرَامِفَأَنَّىيُسْتَجَابُلِذَلِكَ
Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa: “Wahai Tuhan Ku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimana Allah akan mengabulkan doanya?”(HR Muslim).
Baca Juga: Ternyata ini Makna dan Filosofi Dibalik Uang Baru Rp75.000 Ribu
2. Tidak Henti-hentinya menzalimi orang lain
Perbuatan zalim sangatlah tidak disukai Allah SWT sampai mereka menyelesaikan urusanya dengan siapapun yang telah mereka zalimi, sebagaimana dinyatakan dalam hadist Nabi Muhammad SAW:
وَأَمَّاالظُّلْمُالَّذِيلايَتْرُكُهُاللهفَظُلْمُالْعِبَادِبَعْضِهِمْبَعْضًاحَتَّىيُدَبِّرَلِبَعْضِهِمْمِنْبَعْضٍ
Artinya: “Adapun ke zaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah adalah kezaliman manusia atas manusia lainnya hingga mereka menyelesaikan urusannya.”
3. Hatinya lalai terhadap Allah SWT
Maksud hatinya lalai terhadap Allah SWT disini yaitu orang yang melupakan Allah SWT dalam perkara akhiratnya dan juga dalam perkara dunianya.