Teks Khutbah Shalat Jumat, Merenungkan Semua Ciptaan Allah SWT

- 9 Juni 2021, 08:35 WIB
Teks Khutbah Shalat Jumat, Merenungkan Semua Ciptaan ALLAH SWT
Teks Khutbah Shalat Jumat, Merenungkan Semua Ciptaan ALLAH SWT /Pixabay.com/kirill_sobolev

MANTRA SUKABUMI - Naskah Khutbah pada Jumat ini mengajak kita memfungsikan akal untuk merenungkan berbagai ciptaan Allah SWT dan dengan segenap perubahan dan kompleksitasnya.
 
Tiada lain yang didapat dari perenungan itu kecuali tanda keberadaan dan kekuasaan Allah SWT yang Maha Bijaksana.  

Naskah Khutbah ini sangat cocok sekali saat Anda mengisi khubah sebgai khatib dalam menjalankan ibadah Sholat Jumat.

Baca Juga: PT Shopee International Indonesia Buka Lowongan Kerja Terbaru Juni 2021 di Jakarta untuk Lulusan SMA

Baca Juga: Biodata Anya Geraldine Lengkap Terbaru, Berikut Agama, Umur, Instagram, Tinggi Badan, Fakta Hingga Nama Asli
 
 Khutbah I

 
  الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِ، الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ، رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا، سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (آل عمران: ١٩٠ – ١٩١)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkatan ini, khatib berwasiat kepada kita semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala.
 
dengan senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan.   
 
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Pada kesempatan khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib akan menyampaikan khutbah dengan tema:
 
“Merenungkan Ciptaan Allah Ta’ala”. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
 
Dua ayat dalam surat Ali ‘Imran yang kami baca di atas bermakna: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang berakal.

Baca Juga: Benny K Harman: Kenapa Jokowi dan Mahfud MD Diam Saat KPK Dihancurkan
 
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),
 
 “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS Ali ‘Imran: 190-191).
 
 Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Orang yang memikirkan dan merenungkan tentang makhluk Allah, maka dengan akalnya ia akan memahami dan mengetahui adanya Allah, keesaan Allah dan tetapnya sifat Qudrah dan Iradah bagi-Nya.  
 
Kita diperintahkan untuk merenung dan berpikir tentang penciptaan Allah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang ayat di atas:


 وَيْلٌ لِـمَنْ قَرَأَهَا وَلَمْ يَتَفَكَّرْ فِيْهَا (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ فِي صَحِيْحِهِ)

Maknanya: “Sungguh celaka orang yang membacanya dan tidak berfikir tentangnya” (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya).
 
Berpikir dan merenungkan mengenai makhluk ciptaan Allah akan mengantarkan kita pada keyakinan tentang adanya sang Pencipta dan keesaan-Nya.
 
Para ulama Ahlussunnah menegaskan bahwa wajib bagi setiap mukallaf (baligh dan berakal) untuk mengetahui dalil aqli yang global (dalil singkat) tentang adanya Allah.

Baca Juga: Link Legal Baca Komik Online Gratis Jujutsu Kaisen Bab 152: 'Kemarahan Maki'
 
Dalil aqli yang singkat itu seperti apabila dikatakan: “Masing-masing dari kita mengetahui bahwa dirinya awalnya tidak ada kemudian menjadi ada dan tercipta.
 
Hal yang keadaannya seperti itu pasti membutuhkan kepada yang mengadakannya dan menciptakannya dari tiada menjadi ada.
 
Karena akal yang sehat menetapkan bahwa sesuatu yang awalnya tiada lalu menjadi ada pasti membutuhkan kepada yang mengadakannya.
 
Dan yang mengadakannya tiada lain adalah Allah ta’ala.” Atau dikatakan: “Alam semesta ini berubah dari satu keadaan ke keadaan yang lain.
 
Angin kadang berhembus kadang tidak. Terkadang udara memanas di suatu waktu dan berubah menjadi dingin di waktu yang lain. Ada tumbuhan yang tumbuh dan ada yang layu.
 
Matahari terbit dari arah timur dan terbenam di arah barat. Matahari tampak putih di tengah hari dan menguning di petang hari.
 
Perubahan-perubahan itu menunjukkan bahwa hal-hal tersebut adalah makhluk yang memiliki permulaan, tiada kemudian ada.
 
Pasti ada yang mengaturnya, mengubahnya dan menentukan perkembangannya. Dan itu semua adalah bagian-bagian dari alam.
 
Dengan demikian, alam beserta seluruh bagiannya adalah makhluk yang memiliki permulaan, tiada lalu ada, dan pasti membutuhkan kepada yang menciptakannya, yaitu Allah ta’ala.
 
"Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Jika seorang ateis yang tidak mempercayai adanya Allah berkata:
 
“Kita tidak melihat Allah, bagaimana mungkin kita meyakini akan ada-Nya?” Kita jawab: “Meskipun kita tidak melihat-Nya, namun bukti-bukti yang menunjukkan akan perbuatan dan penciptaan-Nya sangat banyak tidak terhitung.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah