Bacaan Niat dan Tata Cara Sholat Kusuf Berjamaah, Lengkap Khutbah Singkat Gerhana Matahari Cincin 2021

- 9 Juni 2021, 21:23 WIB
Niat dan Tata Cara Sholat Kusuf Berjamaah, Lengkap Khutbah Singkat Gerhana Matahari Cincin 2021
Niat dan Tata Cara Sholat Kusuf Berjamaah, Lengkap Khutbah Singkat Gerhana Matahari Cincin 2021 /AGUS KUSNADI/KP/

إنَّ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ  الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya, Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka’.” (QS Ali Imran [3]:190-191).

Peristiwa gerhana matahari dan bulan total ini merupakan momentum tepat bagi kita semua untuk merenungkan dahsyatnya kekuasaan Penguasa Alam Raya ini.

Baca Juga: Hilmi Firdausi: Islamophobia Harus Diperangi Karena Benci Syariat Islam dan yang Suka Bilang Kadrun

Ini juga momentum seorang hamba untuk mengagungkan Tuhannya, meningkatkan kualitas penghambaan, dan membantu sesama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ يَنْخَسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبّرُوْا، وَصَلُّوا ، وَتَصَدَّقُوْا

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bagian dari tanda-tanda (keagungan) Allah. Keduanya tidak memunculkan gerhana lantaran peristiwa kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat gerhana itu, lekaslah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dan dirikanlah shalat, dan bersedakahlah.” (HR Bukhari)

Mari kita gunakan kesempatan langka ini untuk bermuhasabah, menginstropeksi diri sendiri. Sudahkah doa, takbir, dan sedekah kita berada di jalan yang benar?

Apakah kita berdoa sebagai wujud ketawadukan kepada Sang Khaliq atau keserakahan kita sebagai manusia yang serba-ingin?

Berdoa karena kita membutuhkan Allah atau sekadar memenuhi nafsu diri sendiri? Pernahkah kita tidak meremehkan doa sebagai perintah dari Allah subhanahu wata’alâ?

Halaman:

Editor: Ajeng R H

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah