Gus Baha: Orang Ahli Ibadah Jangan Sekali-kali Remehkan Orang yang Suka Tidur

- 18 Juni 2021, 08:11 WIB
Gus Baha: Orang Ahli Ibadah Jangan Sekali-kali Remehkan Orang yang Suka Tidur
Gus Baha: Orang Ahli Ibadah Jangan Sekali-kali Remehkan Orang yang Suka Tidur /Tangkap Layar YouTube/ Najwa Shihab

MANTRA SUKABUMI - Pengasuh pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA Kragan, Kabupaten Rembang, KH Ahmad Bahauddin NursaliM yang lebih dikenal dengan Gus Baha mengatakan bahwa mereka yang benar-benar ahli ibadah tidak akan pernah meremehkan orang yang suka tidur.

Jika seseorang mengaku ahli ibadah namun meremehkan orang yang suka tidur dan menjadikan alasan itu untuk membenarkan dirinya menurut Gus Baha itu adalah salah.

Gus Baha menerangkan soal himbauan bagi orang ahli ibadah agar tidak meremehkan orang yang suka tidur.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Serang Anies Baswedan Soal Stadion Bola: Ini Pemimpin Tak Miliki Nurani

Baca Juga: Benarkah Intel Selalu Menyamar Jadi Tukang Nasi Goreng dan Bakso? Begini Penjelasan Mantan Kepala Bais

Dilansir mantrasukabumi.com dari iqra.id, berikut penjelasan dari  Gus Baha tentang himbauan untuk orang yang mengaku ahli ibadah jangan sampai meremehkan orang yang suka tidur:

Habib Zein itu terkenal sekali ahli ibadah. Tapi, atas  nama kealimannya, beliau menceritakan Abu Yazid Al-Busthomi itu sering (shalat) Tahajjud karena takut siksaannya Allah. Rata-rata motif orang ibadah itu kan takut siksa Tuhan.

Alhasil, nyuwun sewu (mohon maaf), Abu Yazid agak-agak benci sama orang Islam yang tidur saja. Jadinya beliau seperti itu.

Ini yang cerita Habib Zein, jadi tidak mungkin bohong, tidak mungkin punya gerakan anti Tahajud. Mungkin kalau yang bilang saya, memang tidak pernah Tahajud.

Suatu ketika Abu Yazid Al-Busthomi mengalami kasyaf, digojlog (disindir) oleh Allah:

Baca Juga: Anies Baswedan Wujudkan Janji Kampanye, Musni Umar: Mayoritas Publik Jakarta Tolak Bongkar Jalur Sepeda

“Yaa Aba Yazid, kamu itu jangan benci dengan hambah-Ku yang tidur-tidur. Kamu itu lihat sisi-Ku yang satu. Sepertinya kamu Tahajjud karena takut siksa-Ku. Jadi kau anggap Aku hal yang mengancam, sampai kamu takut kemudian Tahajjud. Itu hambah-Ku yang tidur karena merasa santai karena Aku tidak bakal menyiksa. Aku senang…”

Jadi ternyata, Allah itu tersanjung, يَعْلَمُوْنَ مِنَ الْعَذَابِ وَهَؤُلَاءِ:

“Pahala yang tidur dan (Tahajjud) kamu itu sama. Sebab kamu Tahajjud itu malah membuat-Ku kesal. Perkaranya seakan Aku ini tukang menyiksa. Kamu ketakutan terus Tahajjud, kamu takut terus istighfar. Bukan begitu!”

“Aku itu baik. Makanya ada orang yang suka tidur. Aku itu senang dengan mereka yang tidur.”

Bagaimana coba?

Makanya, kamu jangan meniru saya yang tidak Tahajud, karena bukan kelasnya. Sebab sudah saya ilmuni (ada ilmunya), ilmu kelas tinggi. Bukan karena tidak tahu.

Tapi ini cerita, kadang-kadang kita ibadah itu melihat satu sisi Tuhan. Bahwa Tuhan itu seperti polisi yang ketat, orang tua yang ketat, aparat yang ketat.

Baca Juga: Ahok Disindir Politisi Demokrat Syahrial Nasution: Kalau Mau Ribut yang Bermutu dan Bukan Berpolitik

“Aku kalau tidak Tahajjud, nanti disiksa Allah. Aku kalau tidak istighfar nanti tidak dimaafkan Allah.”

Tidak begitu cara memandang Allah. Kadang orang tidak pernah istighfar, Allah mengampuni. Allah memaafkan itu karena kehendak-Nya, bukan karena kamu istighfar.

Imam Suyuthi berkata:

وَيَغْفِرُ مَادُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاء اي وَاِنْ لَمْ يَسْتَغعفِرْ
“Allah bisa mengampuni dosa orang yang dikehendaki Allah meskipun tidak ingin istighfar”

Coba sekarang kamu saya tanya, Wahsyi itu mendapat hidayah atau karena kehendak Allah? Apa ia bisa berdoa meminta hidayah?

Kenyataannya tiba-tiba dia mendapat hidayah. Padahal membunuh orang paling disayang Nabi, yakni Sayyid Hamzah.

Sayyidina Umar apa pernah berdoa minta hidayah? Tiba-tiba menjadi Islam.

Artinya apa? Semua itu tidak bergantung amalan, tetapi karena kehendak Allah.

Baca Juga: Kasus Abu Janda Tak Jelas, Ketum KNPI Haris Pertama: Apakah Punya Kekebalan Hukum ?

Makanya Imam Ghazali berkata, “Orang kok percaya amal, percaya istighfar berlebihan itu apakah tidak berpikir seandainya syaratnya baik itu istighfar dulu, maka tidak ada orang kafir masuk Islam.”

Apa ada orang zaman kafir bilang, astaghfirullah, ihdinas siratal mustaqim? Ya kan tidak ada. Hehehe

Tapi, kok dapat hidayah? Karena kehendak Allah.

Makanya saya minta, kalau kalian suka saya, kalau istighfar ya istighfar saja, sebab merasa bersalah tapi jangan men-ta’alluq-kan istighfarmu dengan ampunan Tuhan. Bisa saja Allah mengampunimu karena kamu tanpa istighfar.

Jangan pernah amal sedikit tapi sok-sokan (hebat)…!!

Simak video penjelasannya disini: Gus Baha – Ahli Ibadah dan Orang Tidur, KLIK DISINI.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x