Sejarah Puasa Asyura pada Zaman Nabi Muhammad SAW, Apakah Sama dengan Puasa Orang Yahudi? Ini Kata Gus Baha

- 15 Agustus 2021, 19:30 WIB
ilustrasi puasa
ilustrasi puasa /PIXABAY/Aditya_Wicak



MANTRA SUKABUMI - Sejarah puasa asyura pada zaman Nabi Muhammad SAW, apakah sama dengan puasa orang Yahudi? Ini kata Gus Baha.

Seiring dengan semakin banyaknya orang yang mengatakan bahwa puasa asyura sama dengan puasa orang Yahudi, kini Gus Baha akan jelaskan mengenai sejarah puasa Asyura selengkapnya.

Menurut Gus Baha, sejarah puasa asyura yang sangat luar  biasa pahalanya bahkan hingga dikatakan puasa yang mampu menjadi penghapus dosa, saat ini diduga sama dengan puasa orang Yahudi.

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Seperti halnya umat Islam, menurut Gus Baha orang Yahudi pada tanggal 10 Muharram atau puasa asyura melaksanakan puasa, seperti dilihat mantrasukabumi.com dari video yang diunggah dikanal YouTube Santri Gus Baha pada Sabtu 15 Agustus 2020.

Hal ini diperjelas dengan perkataan Gus Baha ketika menjelaskan sejarah puasa Asyura pada zaman Nabi Muhammad SAW.

"Nabi Muhammad berpuasa Asyura itu fair.  Puasa Asyura apa menurutmu diajari Jibril? Mboten (tidak)!, "

Ketika itu Nabi Muhammad SAW sedang berjalan-jalan, kemudian Nabi melihat para tetangganya dari kalangan Yahudi sedang melaksanakan puasa.

Kemudia Nabi bertanya, “Hai orang Yahudi, kenapa kalian berpuasa?”

Orang Yahudi pun menjawab, "Ini hari penting, hari ini Musa mengalahkan Fir’aun, hari ini Musa diselamatkan dari Fir’aun,”.

Mendengar hal tersebut Nabi Muhammad SAW berkata kepada para sahabat sebagai berikut:

”Yang paling berhak menghormati Musa itu aku, bukan kamu [Yahudi], karena ajaranmu sudah melenceng”. Kemudian orang Islam diperintahkan (disunnahkan) untuk puasa Asyura.

"Artinya Nabi tidak ingin kalau Nabi Musa itu dimiliki orang Yahudi. Riwayatnya jelas, نَحْنُ اَحَقُّ بِمُوْسَى, artinya: kita ini lebih berhak memiliki Musa. Akhirnya orang Islam disunnahkan puasa Asyura, "

"Nah, kata Fatkhul Mu’in, kitab yang dianut orang-orang pesantren, bahwa berhubung orang Yahudi puasa tanggal 10, agar beda sedikit maka diperintah puasa mulai tanggal 9, "

Baca Juga: Gus Baha Pilih Puasa pada 10 Muharram atau Hari Asyura Saja, Ini Alasannya

"Ini yang saya keberatan karena harus 2 hari itu, hehehe, "

Seperti itu sebagaimana dijelaskan dalam kitab Fatkhul Mu’in, bahwa jika pada tanggal 9 terlanjur tidak puasa, maka disunahkan untuk puasa tanggal 11.

Hal ini dilakukan agara tidak sama dengan orang Yahudi, karena kalau hanya 10 saja nanti sama dengan orang Yahudi.

"Jadi masalah kan?, " ujar Gus Baha.

"Saya sampai sekarang kalau puasa hanya 10 saja, mirip tidak apa-apa yang penting sehari, karena tidak kuat kalau 2 hari, " tambah Gus Baha.

Selain itu Gus Baha juga mengatakan bahwa Imam Syafi'i
juga menjelaskan perihal masalah ini.

"Alhamdulillah Imam Syafi’i berkata, bahwa puasa tanggal 10 saja tidak apa-apa, tapi ya memang agak nyerempet mirip tadi (puasanya Yahudi), " kata Gus Baha.

"Tapi, intinya jangan sampai ada hadap-hadapan antara Nabi Muhammad, Musa, dan Isa, " tegas Gus Baha.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah