Gus Baha Ungkap Bahwa Belum Ada yang Mencintai Rasulullah seperti Orang Indonesia

- 21 Agustus 2021, 11:20 WIB
Gus Baha Ungkap Bahwa Belum Ada yang Mencintai Rasulullah seperti Orang Indonesia./
Gus Baha Ungkap Bahwa Belum Ada yang Mencintai Rasulullah seperti Orang Indonesia./ /Tangkap layar Youtube.com/Najwa Shihab



MANTRA SUKABUMI - Ulama mashur Qur'an, Gus Baha ungkap bahwa belum ada yang mencintai Rasulullah seperti orang Indonesia.

Gus Baha merupakan ulama ahli tafsir dan Qur'an asal Narukan Kabupaten Rembang.

Dalam suatu pengajian, Gus Baha bersama santri-santrinya mengisahkan tentang karomah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki.

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Beliau merupakan seorang ulama Mekkah, yang pernah berjumpa Rasulullah lalu menyebut keistimewaan orang Indonesia.

Berikut keterangan dari Gus Baha yang dilihat mantrasukabumi.com dari video kanal YouTube Santri Gayeng pada 21 Agustus 2021.

Jangan suka mengikuti orang yang abid (ahli ibadah) tapi bodoh. Itu merusak! Shalat kok berlebihan. Wiridannya lama, bacaannya harus segini.

Kadang, ada caranya menggeleng seperti ini. “Waduh semua kok ada caranya.”

Tidak perlu berlebihan seperti itu. Biasa saja!

Sebab, kita tidak pernah tahu bagaimana cara mencintainya umat kepada Kanjeng Nabi Muhammad.

Masyhur di Twitter, bisa dikonfirmasi, saya tidak bilang sahih, tapi mashyur. Jadi, Sayyid Muhammad itu pernah mukasyafah (mata batin terbuka) di makam Rasulullah.

Ketika itu Sayyid Muhammad melihat ada satu kelompok pada saf awal, lalu Sayyid Muhammad bertanya, “Man hum ya Rasulallah (siapa mereka, wahai Rasulullah?”

“Ashabi (sahabatku).”

Kelompok pada saf kedua ditanya, “Man hum ya Rasalullah (siapa mereka, wahai Rasulullah?”

“Ashabi (sahabatku).”

Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Sejarah Anjing Ashabul Kahfi, Kenapa Anjing di Dihukumi Najis?

Tapi, ada di belakang, kelompok yang lebih besar dan banyak sekali. Sayyid Muhammad al-Maliki bertanya, “Man hum ya Rasulullah (siapa mereka wahai Rasulullah) ?”

“Itu orang-orang Indonesia yang mencintai saya,” jawab Rasulullah.

Saat tersadar, Sayyid Muhammad bilang, “Saya mencintai Indonesia”.

Ternyata apa? Maulid di Indonesia, orang yang bertato saja ikut mauludan. Tidak shalat pun ikut mauludan. Itu tidak ada di negara lain.

Jadi, belum ada orang mencintai Nabi seperti orang Indonesia.

Sampai kiai pertama yang menerima cerita itu, “Waduh yang tatonan saja mauludan”.

Kita tidak pernah tahu bagaimana cara mereka mencintai Nabi.

Kita tidak pernah tahu. Kalian kan tidak ditakdirkan menjadi orang itu. Jangan memikirkan diri sendiri.

Orang munafik di zaman Nabi itu munafik yang mbodoni (membodohi) orang yang jelas benarnya. Sementara sekarang, orang yang mbodoni malah yang tidak jelas. (Hafidhoh Ma’rufa).***

 

Editor: Dea Pitriyani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah