"Kalau begitu ya kacau..!! Hehehe,".
Namun, Gus Baha juga menyampaikan bahwa hal tersebut memang masih dipercayai di desa-desa.
"Kita pasti menentang, tapi banyak di desa-desa masih begitu. “Mbahmu seneng iki, le…” (Kakekmu suka ini nak…),".
"Baru ketika gemblong (ketan) dimakan tikus, “Le, gemblonge wes kalong, wes dipangan Mbahe..” (Nak, ketannya sudah berkurang, sudah dimakan sama kakek),".
"Mbah tikus itu, aneh-aneh saja! Hehe,".
"Kalau yang seperti itu kita pasti menentang. Artinya ‘menentang’ itu pasti tidak cocok!,".
Namun, meskipun demikian masih sulit untuk merubah pandangan orang-orang tentang mitos tersebut.
Tapi, kita membangun karena berhadapan dengan orang awam. Aturannya orang awam itu وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ (berpalinglah dari orang-orang yang bodoh).
Baca Juga: Gus Baha: Hadiah dari Allah SWT Khusus untuk Umat Rasulullah SAW, Wiridkan Bacaan ini
Akan tetapi Gus Baha mengingat kepada kita agar tidak terlalu ribut atau memikirkan hal seperti itu.