Network
MANTRA SUKABUMI - Gus Baha mengungkap maksud kata ‘segumpal darah’ yang ada di dalam Al Qur’an yang dinilai janggal atau aneh.
Gus Baha mengaku ditanya oleh pakar embriologi yang merasa janggal dengan adanya kata ‘segumpal darah’ dalam Al Qur’an.
Pengakuan kisah tersebut disampaikan Gus Baha pada saat kajian ilmiah yang dihadiri oleh banyak jama’ahnya.
Baca Juga: Jangan Berpikir kalau Sholatmu Tidak Diterima Allah, Gus Baha: itu Bujuk Rayu dan Hasud Setan
Menurut Gus Baha, kata ‘segumpal darah’ di dalam Al Qur’an ada pada ayat yang menjelaskan tentang embriologi.
Menurut pakar emriologi yang menyampaikan kepada Gus Baha, sebenarnya tidak ada ‘segumpal darah’ tersebut dalam prosesnya.
“..Pak Baha, kita-kita ini ahli embriologi,” tutur Gus Baha seperti dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal Youtube Santri Kalong pada 31 Oktober 2021.
“..Dan nggak pernah ada ceritanya ada segumpal darah dalam proses empbriologi, ” ungkap Gus Baha mengisahkan kembali.
Gus Baha melanjutkan bahwa yang ada menurut pakar embriologi tersebut yaitu sekian zigot yang berhasil menempel.
Baca Juga: Gus Baha: Sholat 200 Rakaat Setiap Hari Selama 60 Tahun, Lebih Utama dengan Pahala Amalan ini
Zigot-zigot tersebut menempel di dinding rahim, dan pada saatnya itulah nanti yang akan menjadi suatu janin baru.
Gus Baha akhirnya menjawab dengan santai, bahwa yang mengatakan ‘segumpal daging’ itu kan kiai dan bukan Al Qur’an.
“Yang mengatakan itu mufasirnya atau kiainya yang menerjemahkan, kalau Al Qur’an hanya mengatakan min alaqin,” ujar Gus Baha.
Kata itu bisa dijumpai dalam Al Qur’an surat Al ‘Alaq, yang pada permulaannya memang menyebutkan penciptaan manusia dari alaq.
Baca Juga: Gus Baha Sebut Memuliakan Seorang Istri Bisa Menghindari Sifat Takabur, ini Alasannya
Alaq itu dari kata alaqo ya’liqu alaqon yang artinya sesuatu yang menempel, sehingga sebenarnya tidak harus diterjemahkan ‘segumpal darah’.
Selanjutnya Gus Baha memerintahkan ahli embriologi yang bertanya tersebut untuk mencari arti kata alaq di kamus.
“Dicari sama dia di kamus, aliqo ya’liqo menempel. Oh ya ok pak Baha nggak masalah,” kata Gus Baha mengisahkan.***
