(“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”).
Berkat ketaatan Nabi Sulaiman kepada Allah, akhirnya memimpin kembali kerajaan tersebut.
Hingga turun suatu ayat yang menyatakan bahwa Nabi Sulaiman bukanlah orang kafir.
Kemudian turunlah ayat:
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ
(Surat Al-Baqarah, ayat 102)
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir, hanya setan-setanlah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia.”
"Jadi, dari dulu rekayasa sudah ada. Buku sihir diselundupkan, seakan-akan karangan Nabi Sulaiman, yang disebut kalau zaman sekarang primbon," tegas Gus Baha.***