MANTRA SUKABUMI – Gus Baha pada kajian Nashoihul Ibad membahas perihal perceraian rumah tangga.
Gus Baha berpendapat, seringkali perempuan menjadi pihak dirugikan oleh sebab perilaku sang suami.
Diantara maksud kerugian yang Gus Baha contohkan bukanlah rahasia umum lagi, seperti terlantarnya nasib perempuan khususnya diluar dari istri pertama.
Menurutnya acapkali dijumpai istri yang ditelantarkan namun tidak diceraikan oleh suami, maka hal tersebut diistilahkan oleh Gus Baha dengan ‘menggantung’.
“Tidak diceraikan, sering dilumat istri pertama tapi kalau diceraikan, lelakinya masih butuh ‘mainan banyak’,” ujar Gus Baha dikutip oleh mantrasukabumi.com yang dilihat dari video kanal Youtube Santri Official pada Minggu 21 November 2021.
Akhirnya hal itulah yang mendorong para ulama untuk membuat ta’liq, dengan rujukan kitab Tarsyih al Mustafidin karya Sayyid Alawi bin Ahmad.
Mengenal lebih dekat kitab Tarsyih al Mustafidin ini, memuat banyak bab yang menyoroti tentang khulu’ atau rafa’ (gugatan cerai dari istri).
Menurut Gus Baha kitab Tarsyih al Mustafidin dipakai oleh ulama, untuk mengimplementasikan sesuatu yang disampaikan Allah SWT dalam surat An Nisaa ayat 129: