وَلَنْ تَسْتَطِيْعُوْٓا اَنْ تَعْدِلُوْا بَيْنَ النِّسَاۤءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلَا تَمِيْلُوْا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوْهَا كَالْمُعَلَّقَةِ ۗوَاِنْ تُصْلِحُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
Terjemah:
Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.
Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Lebih lanjut Gus Baha menjelaskan mengenai maksud daripada menggantung yang ia tekankan tersebut.
“Istri pertama atau kedua, atau siapa saja, itu ada potensi kamu terlantarkan seperti sesuatu yang menggantung,” ucap Gus Baha.
“Tidak berstatus seperti orang yang bersuami karena terlantar, begitu juga statusnya tidak tertalak,”sambungnya.
Patut digarisbawahi, Gus Baha memaknai bahwa Allah SWT memuliakan kaum perempuan melalui surat Al Quraan.
Bukti Allah SWT secara tegas membela kepada kaum perempuan yang tertuang dalam penggalan surat Al Baqarah ayat 231:
وَلَا تُمْسِكُوْهُنَّ ضِرَارًا لِّتَعْتَدُوْا ۚ