Network
MANTRA SUKABUMI – dr Aisyah Dahlan menyampaikan alasan mengapa dia tidak memasukkan anaknya ke pesantren.
Pesantren menjadi tempat menuntut ilmu yang banyak dipilih oleh orang tua bagi anaknya, namun tidak untuk dr Aisyah Dahlan.
dr Aisyah Dahlan memiliki alasan tertentu mengapa anaknya tidak dimasukkkan ke pesantren.
Baca Juga: Survei SnapCart Membuktikan: Ini E-Commerce Terbaik Indonesia Tahun 2021
Meskipun demikian, dr Aisyah Dahlan tidak menentang para orang tua yang memilih memasukkan anaknya ke pesantren.
Seperti dirinya, masing-masing orang tua pasti memiliki alasan untuk menyekolahkan atau tidak menyekolahkan anaknya ke pesantren.
Termasuk kapan waktu yang tepat untuk memasukkan anak ke pesantren, dr Aisyah Dahlan mengemukakan pendapatnya.
Diilihat mantrasukabumi.com dari kanal YouTube ALID TV pada Kamis, 25 November 2021, inilah penjelasan dr Aisyah Dahlan mengenai alasan tak memasukkan anaknya ke pesantren dan kapan sebaiknya anak masuk pesantren.
“Bagaimana pendapat Ibu jika anak sudah dimasukkan pesantren sejak dini, sejak usia SD, apakah ini baik untuk perkembangan anak?” ujar penanya kepada dr Aisyah Dahlan.
Pertanyaan ini mewakili para orang tua yang terkadang bingung kapan waktu yang tepat untuk memasukkan anak ke pesantren.
dr Aisyah Dahlan lantas menjawab bahwa kuncinya bukanlah masalah kapan anak tersebut masuk pesantren.
Namun, dr Aisyah Dahlan menekankan bahwa kuncinya ada pada niat orang tua.
Baca Juga: Kapan Sebaiknya Anak Masuk Pesantren? dr Aisyah Dahlan Menjawab
“Kapan pun anak masuk pesantren, yang penting kitanya lurusin niat orang tuanya,” ucap dr Aisyah Dahlan.
“Banyak anak dimasukkan pesantren oleh orang tuanya karena orang tuanya males mendidiknya. Intinya males,” lanjutnya.
Menurut dr Aisyah Dahlan, banyak orang tua malas mendidik anak, biarpun alasan yang dikatakannya adalah untuk mendisiplinkan anak, dan lain-lain.
Oleh karena itu, niat orang tua untuk memasukkan anak ke pesantren harus diluruskan.
“Dengan izin-Mu ya Allah, saya masukkan anakku ke pesantren untuk mendapatkan pendidikan yang lebih teratur, lebih istiqomah ya Rabb. Itu yang harus dilurusin,” ucap dr Aisyah Dahlan menyarankan para orang tua berdoa untuk meluruskan niat.
dr Aisyah Dahlan menyadari banyak fenomena orang tua memasukkan anak ke pesantren dengan inti perasaan malas mendidik dan mengurus anak.
Hal tersebut berbahaya karena akan diketahui oleh anak walaupun orang tua tidak menyampaikannya.
Menurutnya, sinyal orang tua yang malas mendidik membawa perasaan tersebut hingga sampai ke anak.
Adapun alasan dr Aisyah Dahlan tidak memasukkan anaknya ke pesantren adalah karena dia ingin memiliki kontribusi mengajari anak dari kecil hingga SMA.
Meskipun demikian, dr Aisyah Dahlan tidak menampik bahwa masih diperlukan guru-guru untuk mendidik anak karena orang tua tidak bisa 24 jam mendampingi anak.
Diperlukan orang lain untuk turut mendidik anak agar wawasan anak bertambah.
dr Aisyah Dahlan menambahkan bahwa keempat anak lelakinya jika lepas SMA akan kuliah, lalu memiliki istri atau keluarga sendiri, sehingga ia ingin memaksimalkan waktu bersama anak dengan membuat pesantren sendiri di rumah.***
