"Repot kan kalau sudah berhadapan dengan Allah, memang sudah begitu, karena Allah ingin manusia punya dua kecerdasan." jelas Gus Baha.
Lalu Gus Baha menjelaskan kecerdasan yang dihasilkan oleh nubuwah, yaitu akidah (iman), dan kecerdasan yang diciptakan sains, yakni pengetahuan.
Mengenai hisab dan rukyat yang diperdebatkan NU dan muhammadiyah, itupun sebenarnya unsuran sepele.
Siapa sih yang memungkiri hisab? Hisab itu penjelasan langsung dari Allah.
Dan siapa sih yang memungkiri rukyat? Rukyat itu ada dalam hadis sahih, "Jika kamu ragu maka sempurnakan 30 hari"
"Menyempurnakan puasa jadi 30 hari itu berdasarkan hisab atau rukyat?" tanya Gus Baha.
Menyempurnakan puasa itu pakai hisab, misalkan sekarang tanggal 29, kemudian ingin menyempurnakannya jadi 30.
"Jadi Ikmal itu hisab apa rukyat? Jawabannya adalah hisab" ucap Gus Baha.
Jadi apa susahnya kata Gus Baha untuk memakai kedua ilmu itu? Tapi sekarang menjadi politik identitas.
Rukyat itu metode NU, dan Rukyat itu metode Muhhamadiyah.