Jangan Ada Sabun dan Sampo Saat Mandi Junub, Gus Baha: Mandi Junub Banyak yang Salah

- 3 Desember 2021, 05:40 WIB
Jangan Ada Sabun dan Sampo Saat Mandi Junub, Gus Baha: Mandi Junub Banyak yang Salah
Jangan Ada Sabun dan Sampo Saat Mandi Junub, Gus Baha: Mandi Junub Banyak yang Salah /pixabay

MANTRA SUKABUMI - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang kerap disapa Gus Baha membahas tentang mandi junub.

Gus Baha mengatakan bahwa dalam prakteknya, mandi junub atau mandi besar itu banyak yang salah.

Menurut Gus Baha sudah menjadi sebuah kebiasaan di masyarakat yang apabila mandi junub langsung menciduk air lalu langsung memakai sabun dan sampo.

Baca Juga: Hukum Mandi Junub di Hotel Menurut Gus Baha: Bisa Tidak Sah jika Tak Lakukan ini

Ternyata kata Gus Baha mandi junub seperti itu tidak boleh. Sabun dan sampo tersebut bisa merubah sifat air, sehingga dapat menyebabkan mandi junub tidak sah.

"Syaratnya mandi atau wudhu itu jangan ada di tubuh sesuatu yang merubah air, misal sabun, sampo atau yang lainnya," ungkap Gus Baha seperti dilihat mantrasukabumi.com dari video di kanal youtube Santri Gayeng pada Jum'at, 3 Desember 2021.

"Makanya kayak orang mandi junub itu banyak yang salah, jadi 1 ciduk air lansung pakai sampo," sambungnya.

Pasalnya, jika saja dengan sabun atau sampo tersebut bercampur dengan air, lalu air menjadi berbau sampo, maka air ini tidak bisa menghilangkan hadats besar.

"Berarti semua air ini tidak bisa menghilangkan hadats besar, karena posisi air yang ke seluruh tubuh berbau sampo," lanjut Gus Baha.

"Tapi kalau kamu pakai sampo dulu, kalau rambutnya banyak, maka potensi air yang menyebar sudah menjadi mutagoyyir," jelas Gus Baha.

Namun, Gus Baha memberikan solusi, ia menjelaskan tata cara mandi junub yang benar agar dapat menghilangkan hadats besar.

Baca Juga: Apakah Jika Sudah Mandi Junub Tubuh jadi Suci? Gus Baha: Tidak, Karena Terlanjur Bawa Najis

"Ketika waktu mandi junub dari kepala, ya sudah kepala itu awwalul gushli. Kalau kamu siram wajah dulu, ya wajah awwalul gushli," ujarnya.

Begitupun ketika orang mandi dada dulu, disiramkan di dada saat pertama kali, berarti dada itu disebut awwalul gushli.

"Pokoknya yang setiap bersamaan niat, awwalul fardhi, faham ya?," kata Gus Baha.

"Jadi bebas, semua bentuknya awal bebas, cuma apapun pilihan Anda, langsung dibersamai niat," lanjutnya.

Gus Baha menegaskan sesuatu yang tidak dibarengi dengan niat, maka hal tersebut tidak dihitung sebagai mulai fardhu.

"Misalnya ada orang junub, terus ada sisa-sisa mani langsung dia mandi junub disiram, kan air yang melewati mani tadi, potensinya menjadi mutaghoyyir (berubah) karena mani tadi," terang Gus Baha.

Sehingga jika air tersebut menjadi mutaghoyyir, maka air tersebut tidak memiliki kemampuan rof'ul janabah.

"Makanya halangan-halangan ini harus dihilangkan, dan kotoran yang berpotensi merubah air harus kita hilangkan, termasuk adat memakai sampo itu hentikan ya, bahaya itu," tambah Gus Baha.

Baca Juga: Apakah Setelah Mandi Junub Harus Berwudhu? Ini Jawaban Ustadz Abdul Somad Sekaligus Tatacaranya

"Jadi misalnya nawaitu raf'al hadtsil akbar terus kamu pakai sampo, resikonya tadi semua proses ini mutaghoyyir, karena berbau sampo," sambung Gus Baha.

Kecuali lanjut Gus Baha, jika Anda dapat memastikan sampo itu bersih, namun kemungkinan hal itu sangat kecil.

"Ya itu tadi buktinya, barangkali kamu menyangka mandi sudah selesai, begitu pakai handuk masih berbusa, lah masih berbusa kan bukti semua air tadi kita berbau sampo, berarti statusnya mutaghoyyir," jelasnya.

Karena itu Gus Baha berpesan untuk mandi junun tidak perlu memakai sabun atau sampo terlebih dahulu sampai selesai mandi junub, setelah itu baru bisa memakai sabun atau sampo itu.

"Jadi nanti seumpama tidak bersih-bersih banget, sudah selesai," ucapnya.

"Ya jadi jangan sampai ada sesuatu yang seperti meniru apa, mutaghoyyir," tandas ulama ahli tafsir asal Rembang itu.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah