Gus Baha pun mencoba menengahi akan hal tersebut, yakni dalam konteks yakin terhadap sifat Allah SWT (Wujud) tidak diperkenankan untuk mengucapkan kalimat insyaallah.
Terkecuali jika dalam kondisi terpaksa ataupun mencari berkah atau tabaruk, pengucapan tersebut boleh dilakukan contohnya: memberi salam saat berziarah.
“Jadi bukan makna insyaallah yang taklik; menggantungkan hukum pada Allah SWT. Karena kalimat ini sakral, ya kita mengatakan kalimat itu untuk mencari berkah,” pungkas Gus Baha.***