"Menjadi yang terhitung orang yang paling untung ialah yang memiliki turunan," tutur Gus Baha.
Gus Baha menjelaskan jika tidak boleh berpikir jika punyai anak kelak anaknya nakal atau beberapaya.
"Jika kalian berpikir "Kelak turunannya nakal-nakal, tidak boleh demikian saat lagi masih tetap ada kalimat tauhid tidak boleh terlampau mempersoalkan kenakalannya," ungkapkan Gus Baha.
"Iya mudah-mudahan saja diampuni Allah bagaimana juga, orang yang mengeja kalimat tauhid punyai argumen akan diampuni Allah sekalinya pernah salah (bermaksiat)," sambungnya.
Itu menurut Abu Hasan As Sadzili jika menafsirkannya ini kata Gus Baha.
"Kenalilah jika tidak ada Tuhan selainnya Allah dan minta ampunlah dengan kalimat itu, sesudah kamu ketahui La Ilaha Illallah minta ampunan karena kalimat itu," sebut Gus Baha.
Karena siapa saja yang melafadzkan kalimat itu, kata Gus Baha walau punyai dosa apa saja ada peluang diampuni.
"Karena memiliki arti tidak lakukan tindakan syirik, berlainan sama orang yang berdosa tetapi tidak punyai kalimat itu, maka di neraka selama-lamanya," tegas Gus Baha.
Karena sebenarnya Allah tidak memaafkan (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik). (QS An-Nisa:48).
Saat membaca kitab itu Gus Baha ungkap jika dianya sampai menangis.