Network
MANTRA SUKABUMI - Penceramah Indonesia, Ustadz Khalid Basalamah membahas hadits tentang hubungan suami istri.
Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan tentang hadits larangan telanjang bulat saat hubungan suami istri dikatakan seperti unta.
Menurut Ustadz Khalid Basalamah hadits yang melarang hal itu adalah tidak benar, karena termasuk hadits Munkar.
Baca Juga: Nonton Live Streaming Shopee 11.11 Big Sale Ada NCT 127 Siap Bertabur Bintang Malam ini
Baca Juga: Fungsi Istri Bukan Masak, Ngurus Anak atau Rumah, Gus Baha: Menjaga Suami dan Ngajak ke Surga
"Janganlah seseorang diantara kalian bertelanjang bulat seperti unta saat berhubungan badan, kata Abu Abdurrahman An-nasai hadits ini adalah hadits munkar, perowinya lemah," jelas Ustadz Khalid Basalamah dalam video di kanal youtube Kajian Sunnah Boyolali.
Lalu bolehkah hal itu dilakukan?
Lebih lanjut Ustadz Khalid Basalamah mengatakan bahwa itu boleh dilakukan oleh pasangan suami istri.
Karena kata Ustadz Khalid Basalamah sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah Nabi pernah mandi besertanya tanpa kain.
Berdasatkan hal itu maka boleh berhubungan badan dengan telanjang bulat.
Ustadz Khalid Basalamah mengecualikan satu hal, yakni asal tidak dilakukan didepan umum. Selagi itu dilakukan ditempat tertutup maka boleh.
Namun perlu diketahui bahwa hubungan seksual suami istri bukanlah hanya sekadar aktivitas rutin pelepasan syahwat belaka.
Sejumlah rangkaian perlu dipersiapkan oleh pasangan suami-istri ketika hendak berhubungan seksual.
Baca Juga: Ketahuilah, Istri seperti Ini Bisa Buat Rezeki Suami Seret, Gus Baha Ungkap Ciri Wanita Baik
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya menyebutkan sejumlah rangkaian persiapan yang perlu dilakukan ketika pasangan suami-istri hendak berhubungan seksual.
Etika ini dirangkumnya dari akhlak yang diajarkan Rasulullah SAW (naqli) dan pendekatan akal (aqli).
Hubungan seksual merupakan sebuah aktivitas fisik sekaligus psikis dengan cukup kompleksitas yang melibatkan perasaan, bahasa tubuh, bahasa verbal, dan berdimensi ibadah serta medis.
Karenanya hubungan seksual perlu dipersiapkan dari segala macamnya.
Imam Al-Ghazali menjelaskan dalam karyanya Al-Adab fid Din.
آداب الجماع- طيب الرائحة ولطافة الكلمة وإظهار المودة وتقبيل الشهوة والتزام المحبة ثم التسمية وترك النظر إلى الفرج فإنه يورث العمى والستر تحت الإزار وترك استقبال القبلة
Artinya, “Etika berhubungan badan dengan istri antara lain mengenakan wangi-wangian, menggunakan kata-kata yang lembut, mengekspresikan kasih-mesra, memberikan kecupan menggelora, menunjukkan sayang senantiasa, baca bismillah, tidak melihat kemaluan istri karena konon menurunkan daya penglihatan, mengenakan selimut atau kain (saat bercinta), dan tidak menghadap kiblat,” (Imam Al-Ghazali dalam Al-Adab fid Din, Beirut, Al-Maktabah As-Sya‘biyyah, halaman 175).
Baca Juga: Gus Baha: Pertengkaran Suami Istri Dibahas Allah dalam Al Quran, Bersyukurlah Bila Istri Marah
Suasana ruangan harus dipersiapkan senyaman mungkin. Untuk itu aroma ruangan perlu diciptakan agar sedap dan harum.
Selain ruangan tubuh dengan segala organ di dalamnya sedapat mungkin jauh dari aroma busuk.
Kondisi psikis perlu diperhatikan. Bahasa tubuh harus menunjukkan kasih-mesra. Sementara bahasa verbal juga menempati posisi agak penting dengan intonasi yang lembut dan pilihan kata-kata yang santun.
Berikutnya Imam Al-Ghazali mengingatkan umat Islam untuk memperhatikan rambu-rambu agama Islam seperti membaca bismillah, bertutup selimut atau kain saat berhubungan, tidak menghadap kiblat, dan tidak memandang kemaluan pasangan.
Semua rangkaian adab ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hubungan seksual dan menambah keharmonisan pasutri. Wallahu a'lam.***
