Hukum Menggabung Puasa Sunnah Rajab dengan Qodho Ramadhan, Apakah Boleh?

- 9 Februari 2022, 19:40 WIB
Ilustrasi Hukum Menggabung Puasa Sunnah Rajab dengan Qodho Ramadhan, Apakah Boleh?.
Ilustrasi Hukum Menggabung Puasa Sunnah Rajab dengan Qodho Ramadhan, Apakah Boleh?. /*/Pexels/Engin Akyurt

( قوله كما اعتمده غير واحد) أي اعتمد صحة صوم النفل المؤقت بنية مطلقة وفي الكردي ما نصه في الأسنى ونحوه الخطيب الشربيني والجمال الرملي الصوم في الأيام المتأكد صومها منصرف إليها بل لو نوى به غيرها حصلت إلخ زاد في الإيعاب ومن ثم أفتى البارزي بأنه لو صام فيه قضاء أو نحوه حصلا نواه معه أو لا وذكر غيره أن مثل ذلك ما لو اتفق في يوم راتبان كعرفة ويوم الخميس انتهى

Baca Juga: Hukum Keluar Darah Ketika Sholat, Apakah Membatalkan? Ini Penjelasan Buya Yahya

“Dan dikecualikan dengan persyaratan ta’yin (menentukan jenis puasa) dalam puasa fardhu, yaitu puasa sunnah, maka sah berpuasa sunnah dengan niat puasa mutlak, meski puasa sunnah yang memiliki jangka waktu sebagaimana pendapat yang dipegang oleh lebih dari satu ulama.

“Ucapan Syekh Zainuddin, meski puasa sunnah yang memiliki jangka waktu, ini adalah ghayah (puncak) keabsahan puasa sunnah dengan niat puasa mutlak, maksudnya tidak ada perbedaan dalam keabsahan tersebut antara puasa sunnah yang berjangka waktu seperti puasa Senin-Kamis, Arafah, Asyura’ dan hari-hari tanggal purnama. Atau selain puasa sunnah yang berjangka waktu, seperti puasa yang memiliki sebab, sebagaimana puasa istisqa’ dengan tanpa perintah imam, atau puasa sunnah mutlak”.

“Ucapan Syekh Zainuddin, dengan niat puasa mutlak, maka cukup dalam niat puasa Arafah dengan niat semisal, saya niat berpuasa.”

“Ucapan Syekh Zainuddin, sebagaimana pendapat yang dipegang oleh lebih dari satu ulama, maksudnya lebih dari satu ulama berpegangan dalam keabsahan puasa sunnah dengan niat puasa mutlak. Dalam kitabnya Syekh al-Kurdi disebutkan, dalam kitab al-Asna demikian pula Syekh Khatib al-Syarbini dan Syekh al-Jamal al-Ramli, berpuasa di hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa secara otomatis tertuju pada hari-hari tersebut, bahkan apabila seseorang berniat puasa beserta niat puasa lainnya, maka pahala keduanya berhasil didapatkan. Dalam kitab al-I’ab ditambahkan, dari kesimpulan tersebut, Syekh al-Barizi berfatwa bahwa apabila seseorang berpuasa qadha (Ramadhan) atau lainnya di hari-hari yang dianjurkan berpuasa, maka pahala keduanya bisa didapat, baik disertai niat berpuasa sunnah atau tidak. Ulama lain mengatakan, demikian pula apabila bertepatan bagi seseorang dalam satu hari dua puasa rutin, seperti puasa hari Arafah dan puasa hari Kamis.

Baca Juga: Hukum Menembok Kuburan dalam Islam, Buya Yahya: Boleh Jika Alasannya Seperti Ini

Kesimpulan yang dapat kita tangkap dari penjelasan di atas, adalah:

1. Niat puasa sunnah pada bulan Rajab sama seperti halnya puasa sunnah mutlaq. Yakni tidak perlu dinisbatkan puasa Rajab.

Misal : "Saya berniat puasa sunnah karena Allah"

Maka hasil pahala pula puasa sunnah Rajab.

2. Puasa qadha Ramadhan adalah wajib, maka diharuskan ta'yin (menentukan jenis puasanya)

Misal : "Saya niat puasa qadha Ramadhan karena Allah"

Halaman:

Editor: Encep Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah