Benarkah Nuzulul Quran Jatuh pada 17 Ramadan? Simak Penjelasannya!

- 10 Mei 2020, 01:30 WIB
ILUSTRASI Peristiwa Nuzulul Quran, Benarkah terjadi pada 17 Ramadan?
ILUSTRASI Peristiwa Nuzulul Quran, Benarkah terjadi pada 17 Ramadan? /Abdulmailk Majed/.*/Pixabay/Abdulmailk Majed

MANTRA SUKABUMI – Masyarakat Muslim Indonesia juga dunia sudah lazim ketika memasuki tanggal 17 Ramadan menyebutkan bahwa tanggal tersebut adalah hari yang bersejarah, yakni Nuzulul Quran.

Di Indonesia, umat Muslim setiap tahun kan memperingati di turunkannya kitab suci Alquran, tepatnya setiap tanggal 17 Ramadan.

Peringatan Nuzulul Quran di Indonesia sudah menjadi tradisi dan sangat melekat di masyarakat yang rutin digelar diberbagai tempat mulai dari musola kecil di perkampungan, masjid kota hingga di Istana Kepresidenan.

Kegiatan dalam memperingati Nuzulul Quran diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti tabligh akbar, santunan yatim dan du’afa, perlombaan Islami, dan masih banyak lagi.

Namun, tak banyak yang memahmi bahwa para ulama sejak dahulu berbeda pendapat tentang kapan tepatnya Alquran mulai diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Doa Saat Menghadapi Wabah Penyakit dan Memohon Perlindungan dari Segala Penyakit

Penulis Sirah (sejarah) Nabawiyah, Syaikh Shafiyurahman sebagaimana dilansir fimadani.com menyatakan, para ahli sejarah banyak berbeda pendapat tentang kapan waktu pertama kali diturunkannya Alquran.

Menurut Shafiyurahman, paling tidak ada tiga pendapat berbeda mengenai hal tersebut, berikut penjelasannya.

Pertama

Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Quran itu ada pada bulan Rabiul Awal,

Yang berpendapat pada bulan Rabiul Awal pecah menjadi tiga. Ada yang mengatakan awal Rabiul Awal dan ada yang mengatakan tanggal 8 Rabiul Awal.

Ada pula yang mengatakan tanggal 18 Rabiul Awal. Yang terakhir ini diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallaahu anhu.

Baca Juga: Kisah Khulafaur Rasyidin Umar bin Khatab: Obat Penyakit Mematikan ada Pada Sabda Nabi ﷺ

Kedua

Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Quran itu pada bulan Rajab.

Yang berpendapat pada bulan Rajab terpecah menjadi dua. Ada yang mengatakan tanggal 17 dan ada yang mengatakan tanggal 27 Rajab.

Hal ini diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu (lihat Mukhtashar Siratir Rasul, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab An Najdi, hal.75).

Ketiga

Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Quran itu pada bulan Ramadan.

Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Bari berkata, Imam Al Baihaqi telah mengisahkan bahwa masa wahyu mimpi adalah 6 (enam) bulan.

Maka berdasarkan kisah ini permulaan kenabian dimulai dengan mimpi shahihah (yang benar) yang terjadi pada bulan kelahirannya yaitu bulan Rabiul Awal, ketika usia beliau genap 40 tahun.

Kemudian permulaan wahyu yaqzhah (dalam keadaan terjaga) dimulai pada bulan Ramadan.

Baca Juga: Kisah Ramadan: Kisah Singkat Hidup Sahabat Nabi ﷺ, Said bin Zaid RA

Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Quran ada pada bulan Ramadan dikuatkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya, “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran” (QS Al Baqarah:185 ).

Dan Allah berfirman, artinya,“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan” (QS Al Qadr:1).

Seperti yang telah kita maklumi bahwa Lailatul Qadr itu ada pada bulan Ramadan yaitu malam yang dimaksudkan dalam firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan” (QS Ad Dukhaan:3 ).

Dan karena menyepinya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam di Gua Hira adalah pada bulan Ramadan, dan kejadian turunnya Jibril adalah di dalam Gua Hira.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di laman seputartangsel.pikiran-rakyat.com dengan judul "Nuzulul Quran, Benarkah Jatuh pada 17 Ramadan?"

Baca Juga: Kisah Pilu Satu Keluarga Meninggal Dunia Akibat Pandemi Covid-19

Jadi, disimpulkan bahwa Nuzulul Quran ada pada bulan Ramadan, pada hari Senin, sebab semua ahli sejarah atau sebagian besar mereka sepakat bahwa diutusnya beliau menjadi Nabi adalah pada hari Senin.

Hal ini sangat kuat karena Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ketika ditanya tentang puasa Senin beliau menjawab, “Di dalamya aku dilahirkan dan di dalamnya diturunkan (wahyu) atasku” (HR Muslim).

Dalam sebuah lafadz dikatakan, “Itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan hari dimana aku diutus atau diturunkan (wahyu) atasku” (HR Muslim, Ahmad, Baihaqi dan Al Hakim).

Baca Juga: Asteroid Mendekati Bumi Hubungannya dengan Suara Dahsyat di Bulan Ramadan, Ini Dalilnya

Akan tetapi, pendapat ketiga ini pun pecah menjadi lima. Ada yang mengatakan tanggal 7 (hari Senin), ada yang mengatakan tanggal 14 (hari Senin), ada yang mengatakan tanggal 17 (hari Kamis), ada yang mengatakan tanggal 21 (hari Senin) dan ada yang mengatakan tanggal 24 (hari Kamis).

Pendapat Nuzulul Quran tanggal 17 Ramadan diriwayatkan dari sahabat Al Bara’ bin Azib dan dipilih oleh Ibnu Ishaq, kemudian oleh Ustadz Muhammad Khudhari Bik.

Pendapat 21 Ramadan dipilih oleh Syaikh Al Mubarakfuriy, karena Lailatul Qadr ada pada malam ganjil.

Sedangkan hari Senin pada tahun itu adalah tanggal 7 ,14 , 21, dan 28.

Sedangkan pendapat 24 Ramadan diriwayatkan dari Aisyah, Jabir, dan Watsilah bin Asqa’, dan dipilih oleh Ibnu Hajar Al Haitamiy, ia mengatakan, “Ini sangat kuat dari segi riwayat.”

Baca Juga: Makan Sahur atau Mandi Junub, Mana yang Terlebih Dulu Dilaksanakan Ketika Berhadas Besar?

Kendati berbeda pendapat soal kapan tepatnya Alquran diturunkan, para ulama sepakat bahwa yang terpenting bukanlah memperingati peristiwa turunnya Alquran pertama kali.

Sebab, di samping hal itu tidak dicontohkan oleh Rasulullah, para sahabatnya dan para tabiin, Alquran diturunkan tidaklah untuk diperingati, tetapi untuk memperingatkan kita.

Peristiwa Nuzulul Quran tidak dimaksudkan untuk dijadikan sebagai hari raya.

Namun, turunnya Alquran adalah sarana untuk memperingatkan kita setiap saat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan, “Alif Lam Mim Shaad. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir) dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman” (QS Al A’raf: 1-2). (fimadani.com)**

Editor: Encep Faiz

Sumber: Seputar Tangsel


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah