Kisah Sumayyah binti Khayyath, Perempuan Pertama dalam Islam yang Mati Syahid

- 29 Mei 2020, 07:46 WIB
ILUSTRASI Kisah Sumayyah binti Khayyath, Syahidah Perempuan Pertama pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salaam
ILUSTRASI Kisah Sumayyah binti Khayyath, Syahidah Perempuan Pertama pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salaam /haibunda/.*/haibund

Mereka membunuhnya. Tapi ia tolak semuanya kecuali Islam.” (Ibnu Katsir: al-Bidayah wa an-Nihayah, 3/59).

Baca Juga: Dalam Seminggu Berapa Kali Frekuensi Normal Hubungan Suami Istri? dokter Boyke Menjawab

Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Sumayyah binti Khayyath

Dari sepenggal kisah tersebut dapat kita maknai bahwa Islam adalah solusi kebahagiaan kehidupan dunia maupun akhirat. Namun, masih ada banyak orang yang tidak memahami akan hal tersebut.

Kebahagiaan itu adalah bersumber dari hati. Meskipun tubuh kita mengalami penderitaan, ketika hati bahagia, maka semua itu akan tak terasa menyakitkan.

Seorang ulama besar, Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah dipenjara selama tujuh kali semasa hidupnya. Tidak hanya itu, ia pun mendapatkan siksaan ketika berada di dalam penjara. Dia disiksa hingga tak sempat menikah hingga ajal menjemputnya.

Baca Juga: Beredar Kabar Seorang Ulama Dianiaya oleh Petugas Kepolisian di Surabaya, Simak Faktanya

Ibnu Taimiyah pernah berkata:

ما يصنع أعدائي بي أنا جنتي وبستاني في صدري أين رحت فهي معي لا تفارقني ، أنا حبسي خلوة ، وقتلي شهادة ، وإخراجي من بلدي سياحة .

Apa yang bisa diperbuat musuh-musuhku padaku? Karena surgaku dan kebahagiaanku berada di hatiku. Kemanapun aku pergi ia tetap bersamaku. Tak terpisah dariku. Kalau mereka menahanku, maka aku berduaan menyepi bersamanya. Kalau mereka membunuhku, itulah syahadah (syahid). Kalau mereka mengasingkanku dari negeriku, itu adalah rekreasi.” (Muhammad bin Ahmad bin Salim as-Safarini: Ghidza-u al-Albab fi Syarhi Manzhumati al-Adab, Hal: 496).

Halaman:

Editor: Encep Faiz

Sumber: Kisah Muslim


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah